Minggu, 31 Januari 2016

Telaga warna puncak - Bogor

   Sebelum di tetapkan sebagai kawasan wisata, kawasan telaga warna merupakan bagian dari kawasan cagar alam hutan Gunung Mega mendung dan Gunung hambalang. Telaga warna puncak berbatasan dengan perkebunan teh ciseureuh dan di sebelah barat di batasi oleh area perkebunan teh PTP VII Gunung mas. Telaga warna berada di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua - Bogor - Jawa barat. Dengan di latar belakangi pegunungan yang tinggi menambah keindahan panorama alam yang ada.


    Kawasan wisata ini menawarkan panorama yang masih asri dan udara yang segar, karena di kelilingi hutan dan hamparan kebun teh. Dengan luas keseluruhan kurang lebih 5 hektar, sedangkan luas talaga 1,5 hektar an berada di ketinggian 1400 mdpl.

   Untuk menuju kawasan talaga warna cukup mudah di akses baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Patokannya setelah masjid Atta awun atau 200 meter sebelum restoran Rindu Alam. Kawasan wisata ke Talaga warna masih agak jarang yang mengetahui karena sepanjanng jalannya tertutupi kios - kios sayuran dan lainnya

  • Jika dengan angkutan umum dari Jakarta maka ke kernet bus minta diturunkan di talaga warna ( hanya beberapa puluh meter sebelum restoran Rindu alam, lalu menuju lokasi dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 500 meter .
  • Jika dengan angkutan pribadi' dengan mobil maka kita akan masuk melewati perkebunan teh kurang lebih 1 km menuju lokasi. Tetapi jika menggunakan sepeda motor kita bisa melewati gang perumahan penduduk / rute jalan kaki 200 - 300 meter setelah jalan masuk mobil, jadi lebih dekat karena hanya berjarak kurang lebih 500 meter.
   Tiket masuk hari biasa untuk wisatawan lokal Rp 5.000/orang dan Rp 100.000 untuk wisatawan asing. Jika hari libur Rp 7.500 untuk wisatawan lokal dan Rp 150.000 untuk wisatawan asing. Jika kita akan melakukan foto pra wedding dikenakan Rp 250.000. Talaga warna buka setiap hari dari pukul 08.00 - 17.00.
Aktifitas yang dapat di nikmati di kawasan Talaga selain menikmati pemandangan yang indah dan sejuk sambil bersantai dan mengitari danau kita juga bisa menikmati beberapa wisata lainnya seperti : menikmati talaga dari atas rakit atau sepeda air, arena flying fox melintasi danau Rp 15.000 / orang, juga terdapat arena tracking dan menikmati / menelusuri perkebunan teh. Dari kebun teh kita bisa melihat jalan raya puncak dengan jelas.


    Satwa yang banyak terlihat di sekitar kawasan ini mayoritas kera ekor panjang, mereka mempertunjukan atraksi - atraksi liar yang menarik untuk dilihat. Jadi berhati - hati juga ya jika membuka makanan takutnya mereka merebut makanan kita. Satwa lainnya yang ada di dalam hutan seperti Surili, Lutung, Owa, beraneka jenis burung, Kijang, Macan tutul , dan lain -lain seperti yang tertera di dalam plang.
Untuk tumbuhannya di kawasan ini terdapat : Puspa, Saninten, Rasamala, Rotan, Kantung semar, Anggrek dan tumbuhan lainnya.


     Untuk fasilitasnya sudah tersedia seperti lahan parkir, tapi untuk mobil masih terbatas, paling jika penuh mobil di parkirkan sepanjang jalan. Fasilitas lainnya seperti toilet dan Mushola pun sudah tersedia. Di kawasan ini pun sudah tersedia beberapa Guest house.
Salah satu keunikan Talaga warna sehingga mampu banyak mengundang wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri adalah airnya yang jika kebetulan dapat melihat airnya berubah - ubah warna, bahkan konon bisa berubah 7 warna. Fenomena itu terus terjadi hingga sekarang, sehingga memancing rasa penasaran orang.

 Sejarah / asal usul telaga warna, konon dahulu ada sebuah kerajaan bernama Kutatanggeuhan yang di pimpin oleh seorang raja yang bernama suwartalaya dan permaisurinya yan bernama Purbamanah. Setelah sekian lama menikah, sang raja tak kunjung di karuniai seorang anak. Maka beliau memutuskan untuk bertapa, memohon kepada tuhan agar segera di beri keturunan.
Setlah sekian lama bertapa, akhirnya sang raja mendapat wangsit bahwa dia akan segera mendapatkan seorang anak. Dan ternyata setelah beberapa bulan sang permaisuri hamil dan melehirkan seorang puteri yang cantik jelita yang di beri nama Gilang Rukmini.
Pada usia puterinya yang ke 17 tahun sang raja mengadakan pesta besar. Rakyat menyambutnya dengan gembira, sebagai kecintaannya mereka membuatkan kalung yang indah di hiasi permata - permata terbaik untuk hadiah sang puteri. Begitu hari H tiba di atas panggung sang puteri membuka kotak itu, akan tetapi sang puteri tidak mau memakainya karena jelek menurutnya. Sang raja dan permaisuri mencoba membujuknya untuk memakainya agar rakyat tidak kecewa, malah kalung itu di lemparkannya dan permatanya berserakan. Tak lama tangis sang Ratu pun pecah, dan para wanita pun ikut menangis. Disamping itu dari permata yang berserakan itu keluar mata air yang deras tak henti - hentinya, akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan pun tenggelam dan menjadi danau Talaga warna sekarang. Danau itu di namakan Telaga Warna, karena jika hari cerah akan memantulkan cahaya matahari hingga tampak berwarna warni. Konon katanya, itu adalah pantulan warna yang berasal dari kalung tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar