Rabu, 03 Februari 2016

Cianjuran yuuk ke situs megalitikum Gunung padang terus basah - basahan di Curug Cikondang

 "  The mysterious ancient pyramid in Indonesia  "         
( Piramida  kuno misterius di Indonesia ) "


  Situs megalitik Gunung padang kini menjadi sorotan para arkeolog dunia. Saat masyarakat kita menganggap Gunung padang merupakan wisata dan destinasi yang sedang hit di media sosial dan netizen lainya Dunia menganggap bangunan ini adalah sebuah misteri yang mungkin akan mengubah atau mengangkat sejarah baru sebagai peradaban yang akan terkuak.
Menurut beberapa penelitian yang di lakukan arkeolog  - arkeolog baik di indonesia maupun negara lainnya kemungkinan Gunung padang di bangun bukan pada masa yang sama. Hasil penelitian dari setiap sampel luar hingga pengeboran lapisan dalam menyatakan setiap sampel kedalaman mempunyai usia yang beragam dari 600 SM hingga 26000 SM, lebih tua dari piramida yang ada di Mesir yang mempunyai usia 5000 SM atau stone henge di Inggris yang berusia 2600 SM. Kemungkinan lainnya Gunung Padang juga mempunyai luas 10 kali lebih besar dari Candi borobudur yang ada di Magelang.
Salah satu alasan kawasan ini di buka sebagai area wisata, agar terpantau dan terhindar dari penelitian - penelitian ilegal yang dilakukan para arkeolog luar yang mungkin mengandalkan oknum aparat / warga sekitar dalam melakukan penelitiannya.
Situs gunung padang merupakan penelitian berkelanjutan, berdasarkan informasi yang saya dapat dari seorang arkeolog, mungkin kita bisa mengetahui hasil akurat dan fisik bangunan gedungnya berdiri 10 - 20 tahun kedepan.


   Situs megalitik Gunung padang berada di Desa Karya mukti, Kecamatan Campaka,Kabupaten Cianjur - Jawa barat dan mempunyai ketinggia 885 mdpl.

   Dominan akses yang bisa di tempuh jika dari jakarta mengunakan mobil pribadi atau motor. Dari jakarta kita bisa melewati jalur puncak hingga pertigaan cianjur kita ambil arah ke Sukabumi ( Warung kondang ), dari warung kondang masih 20 km. Kemudian ambil arah ke kiri menuju Campaka / Gunung padang nanti ada pertigaan / plang bertuliskan Gunung padang dari sini ambil kiri jalan,hanya tingga 6 km, kita tinggal ikuti jalur utama atau nanti akan menemui plang selanjutnya. Dari pertigaan ini jika lurus lagi kira 2km adalah arah stasiun KA Lampegan.
Jika menggunakan Kereta api dari bogor naik yang Bogor - Cianjur, turun di stasiun Lampegan. Dari sini jika kita beberapa orang sih bisa charter angkot / mobil bak, karena tidak ada angkutan umum hingga lokasi. Tetapi bila sendiri banyak juga yang menggunakan jasa ojek hingga ke gunung padang. Biasanya dia mematok tarif Rp 100.000 PP, ojek menunggu 1 - 2 jam atau sesuai kesepakatan.

   Kondisi jalan saat ini sudah cukup baik hingga ke lokasi. Beberapa  kilometer sebelum tiba di lokasi kita akan di suguhi pemandangan hamparan kebun teh dan perbukitan.


   Sampai dilokasi / gapura yang merupakan batas parkir mobil. Untuk ko lokasi / loket kita lanjut dengan berjalan kaki 400 - 500 meter, tetapi jika kita menggunakan sepeda motor bisa memarkirkannya di dekat loket masuk. Parkiran khusus motor di sini sudah di sediakan. Di dekat loket terdapat warung - warung yang menjajakan aneka makanan dan minuman, serta fasilitas lainnya seperti toilet dan mushola
Tiket masuk di kenakan Rp 4.000 / orang, dari sini di lanjutkan menaiki anak tangga hingga ke puncak.
pembelian tiket masuk 


   Akhirnya sampai juga di atas, disini kita mulai di suguhi hamparan batu adesit , menhir dan pemandangan gunung dan bukit, karena Gunung padang ini terletak di antara pegunugan dan lembah. Jika punya waktu lebih pun kita bisa mengunjungi danau yang ada tak jauh dari gunung padang.
Di sini pun terdapat beberapa petugas yang mengawasi pengunjung, yang di khawtirkan menaiki bebatuan yang terpancang keluar untuk hanya sekedar berfoto yang bisa berakibat patahnya bebatuan. Dan mereka juga yang berkontribusi mengawasi dan melaporkan jika ada ada aktifitas lainnya yang mempunyai maksud teretentu tampa sepengetahuan / izin dari kawasan wisata. Dikawasan ini juga petugas mengawasi jika ada pengunjung yang membuka tikar seperti piknik / botram agar menyarankan membuka makanannya di tempat yang sudah di sediakan, kalau sekedar camilan / kopi sih masih di perbolehkan karena ada beberapa pkl menawarkannya.
Menurut para pakar Gunung padang ini jika di gali menyerupai candi yang memiliki 5 gundukan yang masing - masing memiliki arti. Bagi saya berdiri disini seperti berada di tanah Britania, karena kondisi tanah dan rerumputan sepertinya mirip. hmmm ...
serasa berdiri di hamparan tanah dan rerumputan di kawasan eropa :)






  JIka bebatuan ini di kerjakan saat ini saja perlu berapa lama di kerjakannya, butuh berapa mesin membentuk bebatuan serupa yang hampir mirip / berpola, butuh berapa alat berat, butuh berapa banyak orang dan berapa bulan / tahun bahkan mungkin abad jika pada masanya.


 Sampiai di puncak tertinggi ada beberapa batuan menyerupai altar persembahan, karena ada ang menybutkan salah satunya tempat ini juga merupakan adat upacara yang di sertai altar persembahan korban. Jika penasaran coba saja tiduran di atasnya mata menghadap kelangit itu tips yang saya dapatkan untuk merasakannya. Tapi baiknya pilih waktu yang sepi dari pengujung jangan di hari weekend biar dapet feelnya .
coba sandar di altar ah


    Di sebelah kanan terdapat sebuah menara pandang untuk melihat hamparan bebatuan dan sekitarnya, juga di sini pun di peruntukan bagi pengunjung yang ingin membuka perbekalan / makan.
Di gunung padang pun sering di adakan upacara adat tahunan tiap tahunnya, di adakan setiap tanggal 11 bulan 11 (november ) . Awalnya acara ini tertutup untuk umum dan kunjungan. 2 - 3 tahun ini upacara adat boleh di hadiri umum, yang di hadiri dari bebrbagai perwakilan suku di indonesia, terutama dari pulau jawa. Jadi kalo ada waktu dan anda penyuka sejarah boleh lah diatur waktunya dari sekarang utuk melihat langsung.

Selamat berlibur bagi yang akan melakukan perjalanan ke gunung padang, jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan areanya, karena pengurus sudah menyediakan tempat sampah di sekitar kawasannya. Setelah puas kami pun turun untuk melanjutkan perjalanan mengunjungi " Curug Cikondang " yang letaknya tidak terlalu jauh dari Gunug padang.

" Curug Cikondang "




     Letak Curug cikondang tak terlalu jauh dari Gunung padang kurang lebih 30 - 40 menit dari gunung padang. Sebelum keluar arah  stasiun lampegan kita ambil kanan jalan, waktu itu belum ada plang tapi kita bisa tanya warga setempat karena pertigaannya masih di sekitar pemukiman. Kita tinggal ikuti jalur hingga ke curug. Kondisi jalannya yang sedikit rusak dan berbatu, butuh kehati - hatian untuk yang menggunakan sepeda motor apalagi di musim hujan. Kebetulan waktu itu juga transportasi kami menggunakan sepeda motor.


Sepanjang perjalanan mayoritas melalui perkebunan teh, karena air terjun ini masih ada di kawasan perkebunan teh PTPN VIII. kawasan ini juga mempunyai kandungan emas, terlihat kita akan melihat beberapa bangunan pengolahan emas milik warga setempat yang masih menggunakan cara yang sederhana atau tradisional.
Enaknya menggunakan kendaraan bermotor itu jika lihat pemandangan bagus dikit bisa berhenti dan mengabadikannya, tidak terlalu menghambat mobil di belakang.


   Sesampainya di curug kendaraan bisa di parkirkan di halaman rumah warga yang memang sudah di peruntukan bagi pengunjung. Di pintu gerbang / gapura menuju curug kita akan di mintai tiket masuk sebesar Rp 5.000 / orang, jika hari biasa sih katanya gerbang tiket jarang di jaga karena pengunjungnya pun jarang / sepi. Untuk ke lokasi curug kita masih harus berjalan 10 - 15 menit, jalur kembali menyusuri pinggiran kebun teh dan persawahan.


Dari kejauhan curug sudah nampak dengan jelas. Tak butuh waktu lama untuk sekedar memandanginya, kami selanjutna bergegas bermain air dan mandi di bawah guyuran air curug. Mainnya tidak di tengah tapi di pinggir, karena debit air di tengah cukup besar. Jadi jika berkunjung kesini ingat safety first ya ...




   Sangat di sayangkan untuk tempat seindah ini masih minim fasilitasnya, seperti toilet , ruang ganti / musholla. Yang ada waktu itu baru hanya satu saung dan satu warung saja untuk mengganjal makanan. Mudah - mudahan saat ini / secapatnya bisa terealisasi. Konon minimnya fasilitas dikarenakan tidak adanya sinergi antara penduduk dan pihak perkebunan. Mudah - mudahan mereka segera berdamai sehingga tidak berlarut - larut.
Setelah puas bermain air kami pun bergegas  naik, melakukan ganti pakaian di dekat area parkir di rumah penduduk dan bersiap kembali. Untuk arah pulang kami melalui arah Cibeber karena berniat mampir dan menginap di rumah salah satu teman di daerah PTPN, jika kita putar balik arah awal menuju kesini berarti kita keluar kembali arah Waru kondang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar