Minggu, 10 Januari 2016

Gunung Cikuray puncak pertamaku ' tetapi bukan yang pertama

    Untuk kategori sebuah gunung 'Cikuray memang bukan gunung pertama yang pernah ku daki, tetapi untuk pertama kali berada di puncak gunung 'Cikuraylah yang pertama.




   Sebelumnya sih jika main di alam paling ke curug - curug atau bukit - bukit. Paling tinggi mainnya  ke Gunung papandayan, itu pun hanya sampai kawah kadang sampai hutan mati. Berawal dari teman kerja ' Robi  dia mengajak saya untuk mencoba mendaki gunung karena kebetulan juga dia akan mendaki gunung Cikuray, sekalian mau mampir ke rumah katanya kebetulan saya asli orang Garut dan jarak ke Gunung Cikuray tidak begitu jauh. Akhirnya ya sudah saya iyakan saja cobalah sesekali mendaki gunung. Untuk perlengkapan sih ya pinjem sana sini dulu pikir saya ah buat coba dulu, lain sama sekarang jangankan untuk perlengkapan pribadi perlengkapan kolompok pun Alhamdulillah komplit. haha....

  Gunung cikuray 2821 mdpl, merupakan gunung tertinggi di kabupaten Garut - Jawa barat. Untuk bulan januari - maret gunung - gunung di daerah garut ( PAGUCI = Papandayan - Guntur - Cikuray ) menjadi sasaran pendaki - pendaki terutama para pendaki jabodetabek jabar saat - saat gunung lainnya di tutup untuk perbakian ekosistem, Gunung di garut jadi sasarannya "Hade..h .Jadi wajar jika setahun kita tidak kemari, terjadi perubahan yang lumayan signifikan, baik dari biaya restribusi, transport, track dan yang fatal "Sampahnya .

    Untuk ceritanya versi dahulu tapi untuk tranportasi dan biaya lainnya kita pakai yang saat ini buat referensi aja bagi agan - agan yang mau kesini.
Kami berangkat 8 orang dari Jakarta, meeting point di terminal kampung rambutan pukul 21.00. Naik mobil bus karunia bakti / bisa juga dengan bus saluyu hampir jam 11 malam. dengan tarif saat ini  Rp 52.000 hingga terminal garut. untuk bus lainnya bisa menggunakan Prim*jasa dari cililitan, pasar rebo atau lebak bulus. Tiba di garut hampir jam 4 pagi, istirahat dan menunggu subuh di sekitaran terminal menunggu pagi sampai angkot - angkot datang.
*Tips naik bus ; jika terlihat ramai pendaki di pintu keluar terminal baiknya kita terus saja masuk ke dalam ke tempat ngetem bus luar kota atau bila masih terlihat berebut jalan lagi saja ke tempat parkir mobilnya sebelum bus masuk jalur ngetem.

   Dari terminal garut menuju pos pemancar ada beberapa option yang bisa di pilih ;
Pertama ' kita tunggu setelah subuh angkot - angkot charteran sudah berjejer siap mengantar sampai pemancar, saat ini dikenakan biaya Rp 45.000/orang atau
Kedua ' kita naik angkot 06 jurusan cilawu turun di Sukamulya atau Cigarungsang Rp 5000 - 10.000/ orang lalu di lanjutkan dengan menggunakan jasa ojek hingga pemancar Rp 35.000/orang. Hitungannya sih tetap sama , tapi jika kita mendakinya hanya beberapa orang dan bukan di weekend ini menjadi pilihan tepat.

    Kami memutuskan sarapan dahulu dan berangkat jam 7, karena mencari warung untuk di bungkus dan di makan di perjalanan di sela break pendakian. Untuk menuju pemancar kami charter angkot dan gabung dengan beberapa pendaki lain. Di tengah perjalanan mobil kami tidak kuat menanjak dan hanya sampai pos pendaftaran / simaksi, Saat ini Rp 10.000/orang. Si sopir mencari operan dan tidak dapat dapat akhirnya kami putuskan saja berjalan kaki hingga pemancar, si sopir mengurangi ongkos dari kami masing - masing. Dari pos hingga pemancar membutuhkan waktu setengah jam lebih dan yang niatnya akan membuka nasi di pos 1 - 2, akhirnya di tengah perjalanan menuju pemancar bekal nasi bungkusnya di buka. 
perjalanan menuju pos pemancar

perjalanan menuju pos pemancar

buka nasi bungkus yang awalnya untuk di pos 1 - 2
   Sesampainya di pos pemancar kami pun beristirahat sejenak, ada beberapa warung kecil untuk sekedar camilan, kopi atau minuman lainnya. Di sebut pos pemancar karena di tempat ini ada stasiun pemancar dari beberapa stasiun tv. Saat ini di sini juga merupakan sumber mata air pertama dan terakhir sebelum melanjutkan pendakian, jadi persiapkan dan pandai - pandailah menggunakannya karena kita akan melakukan pendakian 7 - 8 jam kedepan hingga puncak. Waktu kami sumber air masih tersedia di pos 2 yang di buatkan penduduk, tetapi karena di lokasi lebih banyak sampah makannan dan lainnya yang terkesan jorok akhirnya sumber air inipun di tiadakan. Di pos pemancarpun juga terdapat kotak yang terkesan diwajibkan setiap pendaki mengisinya meskipun seihlasnya. Fasilitas di pemancar seperti toilet sudah ada tapi di komersilkan padahal kalo memang untuk fasilitas - fasilitas umum lainnya di bebankan saja ke pendaki. di patok 10.000/orang pun ya tak masalah, toh demi kenyamanan mereka dan masyarakat juga. Misalnya untuk basecamp berteduh dari panas / hujan masa turun dari angkot berlari sana kesini / bangun musola, toilet dan air bersih, bak sampah, syukur -syukur ada untuk mencharge hp,dll .Maaf bukan menjelekan cuma referensi  *just opini

di pos pemancar dari kiri ke kanan;
ijul, aldi, ichsan, pandi, depannya temannya robi, temannya  robi, Robi dan ajiel
  Awal pendakian kita akan melewati perkebunan teh dan lahan yang agak sedikit gersang hingga pos satu, tetapi jika musim hujan treknya akan berubah menjadi licin. Pemancar dan jalur trek masih cukup jelas dari pos satu. Waktu yang di butuhkan kurang lebih 1 jam.


  Perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 membutuhkan waktu yang hampir sama 60 menit. D pos 2 lahan cukup lebar, ya lumayanlah buat istirahat belasan pendaki. Pos 2 ini jarang di jadikan area camp karena untuk sampai puncak masih terlalu jauh. Dulu di pos ini sumber air terakhir.
Perjalanan dari pos 2 hingga puncak sudah mulai curam, disinilah perjalanan jalur trek sesungguhnya jalurmu terkadang harus berpegangan ke akar . Treknya rata -rata wau deh apalagi buat pemula kaya saya, makanya gunung ini cukup lumayan menguras tenaga, buat pemula baiknya sih pilih yang lain dulu deh,apalagi jika musim hujan.Selain itu juga agak susah mencari lahan datar untuk mendirikan tenda selain di pos.
Dari pos 2 hingga pos 3 kurang lebih membutuhkan waktu 90 menit. Di pos ini  jika weekend  sudah ada yang mendirikan tenda, terutama untuk pendaki yang keletihan dan terkadang sudah tidak ada lagi lahan datar untuk mendirikan tenda di pos - pos berikutnya yang memaksa mereka buka tenda di sini.
Perjalanan dari pos 3 ke pos 4 membutuhkan waktu 45 menit. Pos ini juga biasanya dijadikan tempat mendirikan tenda, terutama yang mempunyai planning 2 hari. Hari pertama pos 4 hari ke dua di puncak.
Dari pos 4 ke pos 5 perjalanan membutuhkan waktu yang sama, kurang lebih 45 menit. Berikut dengan keterjalannya yang luar biasa menguras tenaga, terlihat dari cara mengambil nafas dan duduk mereka. hi..hi..



Perjalanan dari pos 5 ke pos 6 juga membutuhkan waktu 45 menit. Kondisi jalan masih terjal dan hutan lebat. Paling tidak gambaran puncak dari sini sudah sedikit terlihat dari samar -samarnya lereng gunung .
Dari pos 6 ke pos 7 tidak terlalu jauh, kurang lebih 30 menit. Di pos 7 tidak ada shelter untuk mendirikan tenda, hanya ada pohon besar yang di tempel tulisan pos 7. Untuk mendirikan tenda kita harus masih melanjutkan perjalanan 10 -15 menit lagi. Di sini bisa menampung hingga belasan tenda, dan yang biasa di sebut puncak bayangan. Disini tempat paling strategis untuk mendirikan tenda, karena masih banyak pepohonan untuk melindungi dari terpaan angin, dan untuk sampai puncak paling membutuhkan waktu 30 menit lagi. Tapi kami tidak mendapatkan tempat disini, jadi melanjutkan perjalanan di tengah - tengah bertemu para pendaki yang turun lagi karena di puncak sudah tidak ada lagi tempat. Cari -cari akhirnya dapat hanya untuk satu tenda dan kondisi gerimis, akhirnya umpel - umpelan deh satu tenda 8 orang yg harusnya kap 4 orang. Malah kami lihat ada beberapa pendaki yang hanya buka fly sheet dan tidur di kemiringan tanah beralas matras. Terbayanglah sudah harus masak dan sumpeknya di dalam tenda, semua hanya selonjoran dan tumpang tindih. Pengalaman pertama yang berkesan dan tak terlupakan, sedih dah kalo di ceritainmah. ha...haaa..

  Semalaman tidur menunggu beratnya mata yang terpaksa tak bisa menahan kantuk hingga subuh menjelang. Jam 4 pun sudah banyak yang melewati tenda kami, karena posisi tenda persis samping jalur. Kami pun membuat kopi dan teh sekedar untuk menghangatkan badan sebelum sumit.
30 menit kemudian kami sumit, tapi mendekati pucak mengantri karena pucakdi penuhi tenda dan para pendaki yang sumit. tak banyak aktifitas yang bisa di lakukan karena keterbatasan ruang gerak. tapi paling tidak mengobati sisa dan kenangan perjalanan kemarin. Pos shelter di puncak pun jadi incaran pendaki, padahal selain membahayakan dirinya juga membahayakan orang lain.









 yea...h inilah puncak pertama saya ......... samudra di atas awan !





  Puas menikmati sunrise kami pun bergegas kembali turun ketenda untuk masak dan repacking. Perjalanan yang tadi subuh di lewati kecuramannnya kini sudah nampak jelas.


  Selesai makan dan packing ulang perlengkapan kami pun bergegas turun. Waktu yang dibutuhkan dari lokasi tenda kami hingga ke pos pemancar membutuhkan waktu 4 jam. Sampai pos pemancar sudah ada deretan mobil mengantri untuk membawa para pendaki ke terminal dengan tarif yang sama ketika dari terminal ke pemancar.
Lain dengan pendaki lainnya saya ber 8 mengajak singgah ke rumah saya dan beristirahat dan makan siang . Malamnya kami semua charter mobil bak terbuka untuk di antar ke terminal dan kembali ke jakarta dan beraktifitas kembali esoknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar