Selasa, 19 Januari 2016

Wisata religius ke Masjid Istiqlal Jakarta


    Tulisan kali ini adalah city tour sekaligus wisata religi ke salah satu masjid terbesar dan terluas yang ada di Jakarta, juga merupakan salah satu yang terbesar di asia tenggara " Masjid Istiqlal "
Bukan kemegahan saja yang di tampilkan , tapi kenyamanan untuk kita shalat sehingga menambah kekhusuan dalam beribadah.
Shalat adalah sarana kita sarana kita bertemu dengan tuhannya, hingga ada saatnya kamu bisa merasa bahwa shalat itu bukan lagi kewajiban tapi kebutuhan. Terkadang ada beberapa menjadikan shalat menjadi patokan / tolak ukur dalam menilai seseorang
  " Shalat itu adalah sarana kau bertemu  dan berkomunikasi dengan Allah, jika kau belum bisa bertemu dan merasakanNya' ketahuilah Dia melihatmu. Lalu jika kau tak bisa menghadirkan dan merasakanNya dalam  shalat'  apalagi di luar shalat "



     Pembangunannya di prakarsai oleh presiden pertama ' Ir Soekarno. Pemancangan batu pertama oleh Ir Soekarno pada tanggal 24 agustus 1951, yang di arsiteki Frederich silaban, seorang kristen protestan. Masjid ini di bangun sebagai ungkapan dan wujud rasa syukur bangsa indonesia yang mayoritas beragama islam, atas berkat rahmat Allah SWT yang menganugerahkan kemerdekaan, karena itu masjid ini dinamakan " Istiqlal " yang dalam bahasa arab berarti Merdeka.
Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid di mahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang di topang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.

penopang dari baja anti karat

terdiri atas 5 lantai 

kubah utama

menara yang terdapat di selasar
  Masjid istiqlal berada di Jln.Istiqlal no. 74 - 75 Gambir, Jakarta Pusat. Diseberang gereja katedral, lapangan banteng. Dari Stasiun Gambir 400 - 500 meter atau jika menggunakan kendaraan umum yang melewati Istiqlal adalah bus way yang ke arah pulo gadung.

  Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.

  Terdapat 5 pintu gerbang yang ada di istiqlal :
Sisi Utara dari arah Pintu Air terdapat satu pintu gerbang yang langsung diarahkan menuju pintu As-Salam. Biasanya hanya dibuka untuk dilalui para undangan VIP setingkat pejabat negara, para menteri, duta-duta besar perwakilan negara sahabat, pejabat legislatif, dan lainnya
Sisi Tenggara-Selatan dari arah Kantor Pusat Pertamina dan jalan Perwira terdapat tiga pintu gerbang, satu pintu gerbang ujung selatan tepat di pertigaan Jalan Merdeka Timur dan jalan Perwira searah dengan gedung kantor pusat Pertamina dan Stasiun Gambir, satu pintu di sisi tenggara dekat jembatan Ciliwung, dan satu lagi dekat pertigaan Lapangan Banteng searah dengan gedung Kementerian Agama Pusat. Gerbang tenggara dekat jembatan Ciliwung biasanya dibuka untuk umum hanya pada saat shalat Jumat, sedangkan pintu gerbang ujung selatan khusus diperuntukkan bagi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia beserta rombongan bila menghadiri acara keagamaan yang diselenggarakan secara kenegaraan di Masjid Istiqlal, seperti peringatan hari-hari besar Islam seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Sisi Timur Laut dari arah Katedral terdapat satu buah pintu gerbang berhadapan dengan bangunan gereja Katedral. Pintu gerbang inilah yang dibuka setiap harinya untuk keluar masuk area Masjid Istiqlal .
Lahan parkir yang cukup luas, tetapi sepertinya sudah di kelola pihak swasta.
Begitu masuk kita di minta menitipkan sandal dan barang - barang ( kecuali barang berharga ) di loker yang sudah ada petugas yang menjaganya, tidak di pungut biaya / sukarela. di sebelah kiri penitipan terdapat tempat wudu dan toilet. 
Untuk tempat sholat ada di lantai utama, kita harus menaiki tangga dahulu. Di lantai utama terdapat selasar yang cukup luas, da biasanya jika hari - hari besar selasar pun sering di jadikan untuk tambahan makmum.



Biasanya yang dibuka untuk sehari - hari hanya 2 lantai, yang lainnya di kunci. Tapi kebetulan waktu itu sedang di buka jd sempet naik ke atas dan melihat pemandangan sekitaran istiqlal, terutama monas yang cukup terlihat jelas dari lantai 5.


 Untuk soal kuliner sekedar mengganjal perut tak perlu khawatir, di halaman parkir tersedia para pedagang yang menjajakan aneka makanan dan minuman. bahkan jika malam pedagang kaki lima yang lain banyak bermunculan. Jadi tak ada salahnya kita sesekali bersama keluarga atau saudara berwisata religi / city tour destinasinya ke masjid istiqlal.


* sebagian tulisan di kutip dari wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar