Selasa, 05 Januari 2016

Stone garden dan goa pawon Bandung' bukti dari lautan purba dan sebuah peradaban



   
     Stone garden  / taman batu   ( karst)  2 - 3 tahun yang lalu mungkin masing asing di kalangan traveler / travelmate sekalian bahkan untuk warga Bandung sendiri,  tapi di tahun kemarin di kalangan para traveler atau netizen tempat ini menjadi salah satu incaran destinasi mereka, terutama warga jabodetabek dan warga bandung sendiri. Bukan saja keramaiaan pengunjungnya, warung - warung yang terus berjejer bermunculan, tiket masuk yang semula gratis, kemudian Rp 2.000 - 3.000 - 4000 mungkin saat ini sudah  Rp 5.000 bahkan lebih' hanya dalam hitungan bulan saja. Bahkan yang prewed konon ada yang kena biaya tambahan lagi berkisar 200 - 300 ribu .
Tepat di bawah stone garden adalah situs goa pawon. Selain di jadikan penelitian yang di yakini sebagai nenek moyang suku sunda, situs goa pawon juga sudah di jadikan area wisata jauh hari sebelum stone garden di buka.
   Situs goa pawon dan Stone garden berada di kampung Giri mulya, DesaGunung masigit, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung barat. Lokasinya mudah di tempuh baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika dari arah bandung maka dari pintu keluar tol padalarang ambil arah cianjur /naik angkot pedesaan jurusan rajamandala / cianjur turun di stone garden / taman batu jika yang pertama ingin di kunjungi stone garden atau turun di gerbang  wisata goa pawon, jika yang pertama ingin di kunjungi goa pawon terlebih dahulu. Kini sudah familiar di kalangan supir angkot / penduduk sekitar, jadi tak perlu takut kesasar. Jika dari bogor / Jakarta kita bisa naik bus jurusan bandung via puncak / cianjur, turun di tempat yang sama dengan yang dari arah bandung.
 Untuk ke dalam dari jalan raya sampai loket pintu masuk sekitar 15 - 20 menit berjalan kaki  atau bisa dengan jasa ojek berkisar Rp 7 - 10.000.


stone garden
goa pawon
    Perjalanan saya ke sini dari jakarta menggunakan roda dua via puncak, ya ! untuk menghemat waktu dan juga karena cuma berdua saja. Perjalanan menghabiskan waktu hampir 4 jam. Sesampainya kami putuskan kunjungan pertama ke goa pawon . 
Ga pawon selain masih di teliti dan digali informasinya keberadaannya juga sudah lama di jadikan area wisata, jadi tak heran jika fasilitas di goa pawon sudah lumayan lengkap seperti toilet, mushola lahan parkir dan gazebo untuk istirahat. Goa pawon di yakini sebagai bukti peradaban masyarakat sunda kuno atau nenek moyang masyarakat sunda. Di goa ini ditemukanya fosil manusia yang sudah ribuan tahun juga beberapa perkakas dari batu.
Restribusi untuk mengunjungi goa Rp 5.500 / orang dan di anjurkan kita mengisi daftar kunjungan. Memasuki mulut goa tampak gelap dan bau menyengat pospat, maklum saja karna goa saat ini di huni oleh kelelawar - kelelawar. Masuk lebih dalam kita akan banyak menjumpai stalaktit dan stalagmit. Jika di teruskan naik ke atas ada cahaya terang , begitu keluar sisi sebelah kanan ada bentuk ruangan yang di batasi pagar kawat, terdapat kerangka manusia disana . Di sekeliling goa terdapat dinding ukiran - ukiran alam , di sini tak beratap . ada sebagian sisi yang tidak tertutup dan itu langsung mengarah ke persawahan, kita bisa menikmati pemandangan dari sini. Sayang saja foto yang ada di goa pawon hampir semua di hp satunya yang rusak, jd cuma ada beberapa deh.  hik..hik..
nih cuma ini foto yang ada di dalam goa ;


sebelah kanan @baronang
   Kurang lebih satu jam lah kami menikmati dan menelusuri goa pawon, karena memang tidak terlalu luas juga. Selanjutnya kami ke taman batu / Stone garden yang persis berada di atas goa pawon.
Untuk ke stone garden dari goa pawon kita tinggal mengambil jalan ke atas yang ada sebelah kiri sebelum portal pintu parkiran, petunjuknya cukup jelas lah. Treknya sedikit menanjak kurang lebih 10 - 15 menit. Sampai di atas kita di kenakan karcis masuk lagi Rp 4.000 mungkin kini sudah di bulatkan .
Beberapa meter di pintu masuk kita sudah bisa menikmati pemandangan karst, gundukan bukit - bukit dan tebing sisa tambang kapur yang akhirnya menjadi sebuah pemandangan unik, pabrik pengolahan kapur dan marmer yang mengeluarkan asap hitam dari cerobong, juga gunung hawu yang biasa memanjakan para peminat climbing.


Sedikit naik ke atas kita akan melihat batu - batu berserakan, jika kita amati lebih dekat lagi kondisi bebatuan mayoritas tajam dan berlubang maka akan mempunyai kemiripan dengan kondisi karang di pinggir pantai, kita juga akan menjumpai fosil - fosil kerang. Inilah bukti otentik bahwa bandung dahulu merupakan sebuah laut purba yang telah berubah menjadi daratan. Beraneka ragam bebatuan, dari yang berserakan hingga yang bisa di duduki bahkan di naiki dan berfoto ria di atasnya. 
Untuk pemandangan dan panoramanya dari atas sini pun sudah di suguhi pemandangan lukisan alam yang indah, tinggal jagonya kita aja berpose dan mengabadikannya. Tinggal geser dikit ... Cekreek... geser lagi .... Cekrek... dst





  Di sudut lainnya kita bisa menikmati batu - batu lain yang tak kalah besar dan uniknya #karst, juga terdapat beberapa gazebo kecil beratap jerami untuk sekedar berlindung dari sengatan matahari dan hujan yang di buat oleh pengelola. Jika tak kebagian tempat turunlah sedikit di warung - warung masih banyak tempat disediakan, bisa sambil ngopi , makan gorengan, minum es kelapa, dan lainnya.




Jika masih betah, menunggu sunset pun jika cuaca mendukung dapat memberikan nuansa yang berbeda


 Kurang lebih jam 17.30 kami turun dan kembali ke parkiran yang ada di goa pawon. Setelah magrib barulah saya putuskan pulang kembali ke jakarta.
 
   Demikian referensi singkat pengalaman destinasi wisata yang bisa di lakukan seharian di akhir pekan dan mudah di jangkau bagi sobat sekalian. Jika belum punya rencana di akhir pekan, tak ada salahnya mencantumkan di waiting list bersama teman dan keluarga tercinta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar