Jumat, 01 Januari 2016

City tour murah meriah " Museum Bank Indonesia "


    Saat akhir pekan tiba atau  masa liburan tiba pastinya kita dan teman - teman punya agenda untuk liburan di sela - sela rutinitas sehari - hari, entah itu liburan ke luar kota atau bahkan keluar negeri jika dananya mencukupi tentunya sesuai budget yang kita punya. Tapi lain lagi jika ada anak, adik, ponakan tentunya budget pun nambah tentunya. Jika mereka tinggal dengan kita sih bisa di hari weekend yang lainya kita ajak city tour, jika mereka hanya bisa mengunjungi kita di waktu libur sekolahnya ' tak tega rasanya membiarkan mereka hanya berdiam di rumah / kontrakan.Tak kan banyak cerita yang bisa mereka sampaikan sesampainya di kampung. Jika kita sedang ada budgetnya sih bolehlah sesekali mengunjungi tempat - tempat seperti Taman *ini, Sea W**ld, Jung***  land, tapi jika  lagi tongpes alias kantong kempes ?  tak perlu khawatir ' Jakarta masih banyak menyediakan tempat -tempat bagus yang tidak perlu merogoh kocek yang terlalu dalam juga merupakan wisata edukasi seperti : Ragunan, monas, dan museum - museum yang tersebar di penjuru kota.

    Wisata / city tour kali ini saya coba kasih referensi untuk ke museum bank indonesia.



    Jika kita atau anak anak sekarang  jika ditanya kita akan pergi kemana liburan nanti ? pasti jawabanya kalo ga wahana permainan, pantai, gunung, dsb.Jarang mereka akan mengajak ke museum -museum. Padahal dari museum kita bisa belajar sejarah, punya gambaran masa lalu masa kini mungkin juga gabaran masa yang akan datang. Di museum juga kita akan banyak belajar / mengetahui ilmu - ilmu yang tidak didapatkan di bangku sekolah. Lebih dari itu biaya masuknya yang murah serta fasilitasnya yang nyaman seperti toilet, mushola, lahan parkir dan lainnya. Tapi keberadaan museum - museum yang ada justru  kalah saing dengan tempat wisata lain yang lebih mahal. 
Jika kita bandingkan di negara - negara maju " Museum selalu ramai di kunjungi rakyatnya dari pada bioskop, padahal di negara maju harga masuk museum jauh lebih mahal di banding harga ke bioskop. Itu berbanding terbalik dengan negara kita.

   Museum bank indonesia terletak di Jl pintu besar utara no. 3 barat ( depan stasiun beos kota / halte busway ) . Akses transportasinya cukup mudah ke museum. Bisa dengan kereta api, busway atau kendaraan pribadi. 
Gedung museum bank indonesia berdiri tahun 1828, awalnya sebuah rumah sakit binen hospital, yang kemudian di aih fungsikan menjadi De javasche bank yang merupakan cikal bakal berdirinya bank indonesia. Peresmian museum di lakukan dua tahap. Tahap I ( soft opening ) pada tanggal 15 desember 2006 oleh gubernur BI saat itu "Burhanuddin Abdullah" dan  tahap II ( grand opening ) pada tanggal 21 juli 2009 oleh bapak presiden RI " Susilo Bambang Yudhoyono ".
 Museum Bank indonesia terdiri dari 2 lantai. Di lantai dasar terdapat kantin - kantin, toilet, mushola, penjara, dll. Sedangkan ruang display / pameran berada di lantai 2.
Jam operasional museum :

 

buka ;

Selasa - Kamis
08.00 - 15.30

Jum'at
08.00 - 15.30
11.35 - 13.00 Tutup / sholat jum'at

Sabtu - minggu
08.00 - 16.00

Tutup hari senin / libu nasional








   Sebelum masuk museum ada pemeriksaan awal barang bawaan . Kita di wajibkan memasukan barang bawaan ke mesin pemeriksaan seperti yang terdapat di bandara.


Lalu menaiki tangga ke lantai 2, setelah itu kita membeli tiket seharga Rp 5.000 / orang. Setelahnya kita bisa menitipkan seluruh barang bawaan di tempat penitipan. Tenang cukup aman kita di beri no id penitipan / loker oleh penjaga, tapi untuk barang berharga seperti dompet, handphone / kamera boleh di bawa masuk. Setelah itu kita masuk dan menunjukan tiket masuk ke museum.

loket pembelian tiket
   
penitipan barang persis di pintu masuk



     Selanjutnya kita masuk ke ruangan gelap atau ruang transisi /playmotion, terdapat tirai - tirai yang berfungsi menahan / membatasi cahaya masuk. Ruangan ini menerapkan tekhnologi hologram. Di ruang ini kita akan menikmati permainan interaktif yang keluar dari proyektor khusus yang menampilkan beberapa mata uang yang muncul berterbangan di dinding, ketika tertangkap memberikan informasi ke pengunjung.


Selanjutnya kita akan menuju lorong kecil menuju ruang teater kecil yang mampu menampung puluhan pengunjung, yang kehabisan bangku ya berdiri di samping kiri kanan bahkan ada yang duduk di tengah. Di ruang ini kita akan di suguhi tontonan berupa kartun yang menceritakan asal usul sebelum uang di ciptakan ( barter ) , asal usul uang logam, uang kertas, cek, menceritakan asal usul negeri kita yang di datangi bangsa - bangsa eropa hingga akhirnya di jajah, asal usul berdirinya museum, dll.
ruang teater
Setelah itu kita akan memasuki ruang berupa gambar dan diorama yang menceritakan beberapa aktivitas perdagangan selama pra-Eropa mendarat di nusantara, dimana rempah nusantara ini sudah terkenal ribuan tahun yang lalu dengan perantara para pedagang arab dan gujarat yng di salurkan hingga ke venesia dan eropa. Akibat perang dunia jalur terputus, rempah - rempah untuk eropa akhirnya tidak terpasok ke sana, harga rempah - rempah akhirnya setara emas. Akhirnya negara - negara eropa berlayar mengambil sendiri melalui jalur laut yang baru. Akibat negara - negara eropa lain mencari sendiri rempah - rempah untuk di pasok kenegaranya, inilah akhirnya asal muasal metode perbankkan mulai diadakan, dan ini juga salah satu pemicu bangsa indonesia di jajah bangsa eropa. Dan karena para pedagang dan saudagar yang berlayar ke indonesia ini mayoritas lelaki , itu pulalah yang memicu perkawinan campuran dengan bangsa pribumi sehingga lahirlah irfan bachdim, raja naingolan, yuki kato, cinta laura, jullie estelle....... eeeeeh malah ngaco bahas artis, hehe.... back to Museum BI.


contoh rempah - rempah  nusantara yang paling banyak di cari

diorama sedang membereskan rempah yang siap di angkut


Di ruang ini juga kita bisa melihat foto dan biografi para penjelajah dunia yang sempat singgah di indonesia seperti  ; Marcopolo, Laksamana cheng ho, Juan sebastian del cano, Alfonso d'Albuquerque, Cornelis de Houtmen, Sir henry midelton.

Foto dan biografi para penjelajah dunia yang sempat siggah ke indonesia
Diruang ini juga terdapat diorama perbankkan dan aneka diorama aktifitas lainnya di masa kolonial belanda.



Juga terdapat koleksi pakaian jaman dulu yang di bingkai di bawah lantai di tutupi alas kaca tebal.












Dan persis di depannya persis terdapat metamorfosa dari logo Bank Indonesia hingga saat ini.

Seorang anak yang mengamati bentuk metamorfosa logo bank indonesia
Di gedung ini juga terdapat ruangan khusus yang berisi emas batangan. Entah saya tidak sempat bertanya - tanya itu asli atau hanya replika.

     Selanjutnya kita akan memasuki ruangan numismatik, di ruangan ini terdapat koleksi uang - uang lama dari awal uang republik indonesia terbentuk, dari yang logam dan kertas yang di bingkai kaca. Jika kita ingin melihat lebih jelas di sediakan kaca pembesar yang bisa di geser ke kiri - kanan, atas - bawah. Juga terdapat koleksi uang dari negara - negara lainnya yang di susun di kaca, jika ingin melihatnya kita harus menariknya satu persatu.
Selain daripada itu diruang ini juga menyimpan contoh uang dan alat pembayaran lainnya di masa kerajaan - kerajaan nusantara. Mayoritas uang dan alat pembayaran yang ada pada masa kerajaan berbahan emas dan perak. 

koleksi uang logam dan kertas di ruang numismatik

koleksi uang negara lain' jika ingin melihat kita tinggal menariknya satu per satu

contoh koleksi uang kertas

contoh koleksi uang logam

kaca pembesar, jika ingin melihat lebih jelas


Setelah ruang numismatik kita akan menuju selasar, terdapat replika dua uang kertas yang pada wajahnya di beri bolongan untuk menaruh wajah pengunjung yang ingin berfoto, biasanya repl[katak luput dari pengunjung untuk mengabadikannya. Setelah itu kita akan mengarah ke ruangan yang berisi furniture - furniture tempo dulu, barulah sebelum pintu keluar kita akan melewati ruangan yang menjajakan cindera mata Museum Bank Indonesia.


ruang khusus menjajakan cinderamata

ruang cindera mata
Setelah keluar kita bisa mengambil kembali barang - barang yang tadi di titipkan sebelum masuk.
Jika ingin berkeliling ataubersantai dan mengabadikan struktur bangunan di lantai dasar, ke kantin / toilet kita tak perlu keluar gedung dahulu, karena semua ada di lanatai dasar.
Untuk mushola lumayan luas terdapat di luar didekat halaman parkir.
mushola di samping museum

lahan parkir yang lumayan luas



     Puas mengelilingi Museum Bank Indonesia karena cuacanya sudah mendung ya diputuskan saja buru - buru pulang, Padahal tadinya rencana mau ke yang lainnya' mungkin lain waktu. Begitu sampai pos penjaga parkir kita hanya di minta melihatkan karcis masuk parkiran dan biaya *Terserah. Iya terserah ! hampir 3 jam saya berada di dalam dan parkiran terserah' Wisata murah bukan " hanya tiket masuk Rp 5.000 dan biaya parkir terserah. Meskipun terserah ya masa iya kita ga bayar sih, ya buat uang rokok mereka saja kan belum tentu sebulan / setahun sekali juga kesini.
Oke sekian dulu artikel perjalanan saya kali ini, semoga bermamfaat / menjadi referensi atau alternatif wisata city tour sekaligus wisata edukasi untuk agan - agan atau keluarga dengan budget pas - pasan. haha ...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar