Minggu, 31 Januari 2016

Telaga warna puncak - Bogor

   Sebelum di tetapkan sebagai kawasan wisata, kawasan telaga warna merupakan bagian dari kawasan cagar alam hutan Gunung Mega mendung dan Gunung hambalang. Telaga warna puncak berbatasan dengan perkebunan teh ciseureuh dan di sebelah barat di batasi oleh area perkebunan teh PTP VII Gunung mas. Telaga warna berada di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua - Bogor - Jawa barat. Dengan di latar belakangi pegunungan yang tinggi menambah keindahan panorama alam yang ada.


    Kawasan wisata ini menawarkan panorama yang masih asri dan udara yang segar, karena di kelilingi hutan dan hamparan kebun teh. Dengan luas keseluruhan kurang lebih 5 hektar, sedangkan luas talaga 1,5 hektar an berada di ketinggian 1400 mdpl.

   Untuk menuju kawasan talaga warna cukup mudah di akses baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Patokannya setelah masjid Atta awun atau 200 meter sebelum restoran Rindu Alam. Kawasan wisata ke Talaga warna masih agak jarang yang mengetahui karena sepanjanng jalannya tertutupi kios - kios sayuran dan lainnya

  • Jika dengan angkutan umum dari Jakarta maka ke kernet bus minta diturunkan di talaga warna ( hanya beberapa puluh meter sebelum restoran Rindu alam, lalu menuju lokasi dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 500 meter .
  • Jika dengan angkutan pribadi' dengan mobil maka kita akan masuk melewati perkebunan teh kurang lebih 1 km menuju lokasi. Tetapi jika menggunakan sepeda motor kita bisa melewati gang perumahan penduduk / rute jalan kaki 200 - 300 meter setelah jalan masuk mobil, jadi lebih dekat karena hanya berjarak kurang lebih 500 meter.
   Tiket masuk hari biasa untuk wisatawan lokal Rp 5.000/orang dan Rp 100.000 untuk wisatawan asing. Jika hari libur Rp 7.500 untuk wisatawan lokal dan Rp 150.000 untuk wisatawan asing. Jika kita akan melakukan foto pra wedding dikenakan Rp 250.000. Talaga warna buka setiap hari dari pukul 08.00 - 17.00.
Aktifitas yang dapat di nikmati di kawasan Talaga selain menikmati pemandangan yang indah dan sejuk sambil bersantai dan mengitari danau kita juga bisa menikmati beberapa wisata lainnya seperti : menikmati talaga dari atas rakit atau sepeda air, arena flying fox melintasi danau Rp 15.000 / orang, juga terdapat arena tracking dan menikmati / menelusuri perkebunan teh. Dari kebun teh kita bisa melihat jalan raya puncak dengan jelas.


    Satwa yang banyak terlihat di sekitar kawasan ini mayoritas kera ekor panjang, mereka mempertunjukan atraksi - atraksi liar yang menarik untuk dilihat. Jadi berhati - hati juga ya jika membuka makanan takutnya mereka merebut makanan kita. Satwa lainnya yang ada di dalam hutan seperti Surili, Lutung, Owa, beraneka jenis burung, Kijang, Macan tutul , dan lain -lain seperti yang tertera di dalam plang.
Untuk tumbuhannya di kawasan ini terdapat : Puspa, Saninten, Rasamala, Rotan, Kantung semar, Anggrek dan tumbuhan lainnya.


     Untuk fasilitasnya sudah tersedia seperti lahan parkir, tapi untuk mobil masih terbatas, paling jika penuh mobil di parkirkan sepanjang jalan. Fasilitas lainnya seperti toilet dan Mushola pun sudah tersedia. Di kawasan ini pun sudah tersedia beberapa Guest house.
Salah satu keunikan Talaga warna sehingga mampu banyak mengundang wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri adalah airnya yang jika kebetulan dapat melihat airnya berubah - ubah warna, bahkan konon bisa berubah 7 warna. Fenomena itu terus terjadi hingga sekarang, sehingga memancing rasa penasaran orang.

 Sejarah / asal usul telaga warna, konon dahulu ada sebuah kerajaan bernama Kutatanggeuhan yang di pimpin oleh seorang raja yang bernama suwartalaya dan permaisurinya yan bernama Purbamanah. Setelah sekian lama menikah, sang raja tak kunjung di karuniai seorang anak. Maka beliau memutuskan untuk bertapa, memohon kepada tuhan agar segera di beri keturunan.
Setlah sekian lama bertapa, akhirnya sang raja mendapat wangsit bahwa dia akan segera mendapatkan seorang anak. Dan ternyata setelah beberapa bulan sang permaisuri hamil dan melehirkan seorang puteri yang cantik jelita yang di beri nama Gilang Rukmini.
Pada usia puterinya yang ke 17 tahun sang raja mengadakan pesta besar. Rakyat menyambutnya dengan gembira, sebagai kecintaannya mereka membuatkan kalung yang indah di hiasi permata - permata terbaik untuk hadiah sang puteri. Begitu hari H tiba di atas panggung sang puteri membuka kotak itu, akan tetapi sang puteri tidak mau memakainya karena jelek menurutnya. Sang raja dan permaisuri mencoba membujuknya untuk memakainya agar rakyat tidak kecewa, malah kalung itu di lemparkannya dan permatanya berserakan. Tak lama tangis sang Ratu pun pecah, dan para wanita pun ikut menangis. Disamping itu dari permata yang berserakan itu keluar mata air yang deras tak henti - hentinya, akhirnya kerajaan Kutatanggeuhan pun tenggelam dan menjadi danau Talaga warna sekarang. Danau itu di namakan Telaga Warna, karena jika hari cerah akan memantulkan cahaya matahari hingga tampak berwarna warni. Konon katanya, itu adalah pantulan warna yang berasal dari kalung tersebut.

Jumat, 29 Januari 2016

Ingin suasana hutan pinus yang tak jauh dari ibu kota, datanglah ke " Gunung Pancar "

 
    Ingin sesekali merasakan sensasi di hutan pinus di sela - sela kepenatan rutinitas kantor yang hanya di suguhi kemacetan dan pancangan hutan beton sepanjang jalan, sementara waktu kita memiliki waktu yang terbatas. Jika pilihannya bogor atau bandung' okelah jika masih ada waktu, tapi di perjalanan kadang kita juga masih di suguhi kemacetan juga, apalagi jika berencana mengajak si kecil yang masih balita. Nah jika masih ingin merasakan nuansa hutan pinus bersama teman atau keluarga yang tidak banyak menghabiskan waktu di perjalanan dan lokasinya tidak jauh dari Ibukota, cobalah sesekali menikmati hutan pinus yang ada di Gunung pancar.



    Gunung pancar berada di kecamatan Babakan madang - Bogor - Jawa barat. bisa di akses dengan roda dua / roda empat. tapi ada baiknya ke gunung pancar ini menggunakan kendaraan pribadi, karena belum ada angkutan umum yang sampai ke gunung pancar. Gunung Pancar memiliki ketinggian kurang lebih 800 mdpl. Gunung ini malah terkesan seperti taman bermain / playgroud daripada sebuah gunung karena hampir semua hamparannya berupa daun pinus. Tetapi jika kita mau ke atas atau lebih dalam lagi, mungkin kita akan menemukan kera, surili, babi hutan dan beberapa jenis burung.
Waktu yang di butuhkan dari Jakarta ke gunung pancar pun tidak membutuhkan banyak waktu, hanya 1 - 2 jam. Perjalanan kali ini hanya perjalanan santai  menggunakan si kuda besi dengan rute melewati jalan raya bogor - arah sirkuit sentul - babakan madang ( searah dengan rute bukit pelangi ) sampai di pertigaan kekiri arah gunung pancar yang ke kanan arah ke bukit pelangi - gunung pancar. Bisa juga kita mengambil arah yang berseberangan dengan arah ke junggle land. Sampai di pintu masuk dikenakan biaya restribusi Rp. 7500/orang, sepeda motor Rp 2000 - 5000 " lupa tiket motornya :) . Untuk sepeda motor bisa di bawa dan di parkirkan di seluruh area gunung pancar samping kiri kanan jalan. Untuk makan dan minuman tak perlu khawatir jika tidak membawa perbekalan, di sana banyak yang membuka warung rokok / warung nasi, ada juga yang membuka terapi ikan di sana. 

 Lokasi gunung pancar banyak di jadikan arena Camping ground, Sepeda Dunhil, Preewed, Ziarah, penginapan, dan lain sebagainya.
  • Untuk camping biayanya agak mahal, kalo tidak salah Rp 80.000 / orang. Tapi itu lebih baik sih, lebih terawat dan terlihat ekslusive. Coba jika murah ! sudah penuh sesak kali yang camping di area ini. Tapi kondisnya udaranya tidak terlalu dingin bahkan terkesan panas untuk kategori sebuah gunung, jadi jika berniat mengajak balita anda untuk bermain / camping di alam terbuka udara dan faktor lingkungannya lebih friendly buat anak -anak. Malah katanya jika camping di sana kita juga di kasih fasilitas saklar listrik, jadi tak perlu takut gelap / kehabisan banterai ponsel atau barang kali mau masak dengan rice cooker juga bisa :) . Atau kita pasang Hammock juga asik pastinya.
 

  • Untuk arena sepeda dunhil disini sudah lama dan sudah tersedia treknya
  • Untuk yang tektok / one day trip di sini banyak spot atau angle sudut yang bisa di abadikan. Tak jarang jika kesini selalu ada saja yang foto preweed.
  • Untuk ziarah ada beberapa makam yang ada di Gunung pancar, seperti makam Mbah ki buyut putih, Ki masBungsu, Mbah raden lawulung, dan lainnya. letaknya hampir di puncak. Cukup jauh dari lokasi perkemahan.
  • Di gunung pancar juga terdapat pemandian air panas, dan di kenakan tiket masuk lagi Rp 15.000 per orang.
   Saat ini gunung pancar sebagian di kelola pemda, sebagian lagi di kelola swasta. Oleh karenanya di sisi yang satu banyak berdiri homestay atau penginapan - penginapan yang di sewakan. Jadi jika punya rencana outbond / camping ceria untuk puluhan peserta baiknya konfirmasi terlebih dahulu.
Jadi gimana ? atau kapan kita kemana ?
Berikut beberapa koleksi foto lainnya  :
khoirudin


iwan ala jin kura - kura




si kuda besinya nampang :)
    Atau jika ingin mengambil nuansa sunset pun lumayan bagus .


Rabu, 27 Januari 2016

wisata alam dan wisata sejarah di " Candi Cangkuang " Garut

   Candi Cangkuang, adalah candi hindu yang terdapat di Kampung pulo, Kecamatan Leles, Garut - Jawa Barat. Menurut para pakar Candi ini berdiri sekitar abad ke 8 M, sejaman dengan candi Batujaya dan cibuaya yang terdapat di Karawang pada masa kerajaan purnawarman.

sumber gambar : klikhotel.com

   Kondisi alamnya yang masih asri dan pemandangan yang indah, karena Candi Cangkuang di apit 4 gunung : Gunung Haruman, Guung Kaledong, Gunung Mandalawangi dan Gunung Guntur. Nama cangkuang di ambil dari nama tumbuhan yang banyak di sekitar candi. Buah cangkuang ini dahulu sering di konsumsi oleh para raja, tapi jika tidak bisa mengolah buah cangkuang ini menjadi beracun. Daun pohon cangkuang bisa di jadikan tikar, tudung atau pembungkus.
Candi cangkuang di kelilingi sebuah danau kecil yang kalau dalam bahasa sunda di sebut " Situ "  makanya kawasan ini juga banyak dikenal dengan sebutan " Situ Cangkuang " . Aslinya seluruh daratan di kelilingi pulau, kini sebagian sudah menjadi persawahan. tetapi tetap akses utama menuju candi cangkuang harus menggunakan rakit.

situ cangkuang dengan background Gunung Guntur
    Disamping candi terdapat makam kuno, konon merupakan makam Embah Dalem Arief Muhammad, beliau merupakan senopati dari kerajaan mataram islam di Yogyakarta yang diberi tugas menyerang tentara VOC di batavia. Akan tetapi beliau gagal, karena malu jika kembali gagal akhirnya mengurungkan niat kembali dan memutuskan menetap dan mengajarkan agama islam di wilayah cangkuang.Beliau menetap danmenikahi gadis setempat dan memiliki 6 orang anak perempuan dan satu anak laki -laki. Beliau menetap dan mendirikan rumah di kawasan candi cangkuang. Anak lelaki beliau hilang di bawa angin besar. Dikawasan candi akhirnya beliau mendirikan sebuah kampung " Kampung pulo " mendirikan 6 buah rumah yang saling berhadapan untuk semua anak perempuannya, sebagai perwujudan rasa sayang pada anak lelakinya akhirnya beliau membat satu mushola dan bertahan hingga kini. Setiap rumah di huni satu kepala keluarga dan hingga kini masih di pertahankan, jadi jika ada yang sudah menikah maka mereka di haruskan meninggalkan kampung pulo.

   Akses atau transportasi menuju candi cangkuang mudah di tempuh baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
  • Jika dengan kendaraan pribadi baik dari arah Garut - bandung maupun arah Bandung - Garut, patokan awalnya alun - alun Kecamatan Leles lalu masuk ke dalam lebih kurang 2 km.
  • Jika dengan kendaraan umum dari Garut naik angkot yang ke Leles atau naik jurusan Bandung turun di alun - alun Leles. Jika dari arah Bandung naik yang jurusan Garut dan  turun di alun - alun Leles. Setelah itu bisa naik delman atau naik ojeg hingga lokasi Candi cangkuang.
    Untuk lokasi parkiran masih cukup luas baik untuk mobil maupun bus. Sekitar parkiran pun banyak warung makan dan toko cindera mata.
Tiket masuk di kenakan Rp 3.000 / orang dan jika kita ingin ke kawasan candi / kampung pulo, maka kita harus menaiki rakit lagi dengan biaya Rp 4.000 / orang dengan rata - rata sekali menyebrang 15 - 20 orang. Jika kurang  dari 15 maka kita akan di kenakan biaya lebih besar, makanya baiknya jika ingin murah dikunjungi pas hari weekend.


   Sesampainya di tepi kita akan melewati beberapa warung / toko yang menjajakan cindera mata dan minuman / snack, baru setelah itu kita akan melewati kampung pulo.
Setelah melewati kampung pulo sebelum ke candi, di sebelah kanan terdapat museum mini. Koleksi dari peninggalan embah dalem arief muhammad.
Candi dan makam di kelilingi pohon - pohon besar dan beberapa pohon cangkuang yang sudah berusia ratusan tahun. Sekeliling makam di batasi pagar besi dan bagi yang ingin mengunjungi makam maka harus meminta ijin kepada sesepuh yang ada di museum, tapi jika ingin ke candinya di bebaskan bahkan kita boleh menaiki untuk melihat patung yang ada di dalam candi.

turun dari rakit melewati kios - kios yang menjual makanan dan cindera mata


  Kunjungan ke Candi Cangkuang ramai di kunjungi di hari weekend, terutama di hari libur UTS. Biasanya para guru beserta murid - murid sekolah dasar atau sekolah menengah pertama sering mengadakan liburan mengunjungi kawasan candi Cangkuang. 

Sabtu, 23 Januari 2016

Gunung Prau - Hidden Paradise di Jawa tengah

   Gunung Prau merupakan salah satu destinasi pilihan dan favorite para pendaki. Bukan saja menawarkan pemandangan di pengununngannya, tapi pemandangan bukit dan wisata - wisata lain yang ada di dieng dan sekitarnya pun menjadi incaran destinasi para traveller. Seperti : Talaga warna, kawah sikidang, bukit sikunir, kawasan candi arjuna, dan lainnya.



   Gunung Prau merupakan tapal batas antara kabupaten Batang, Kendal dan Wonosobo - Jawa tengah. Tapi favorite atau mayoritas pendaki melakukan pendakian dari Wonosobo ( dieng ), karena dari sini menawarkan banyak wisata lain yang ada di sekitarnya. Gunung prau memiliki ketinggian 2.565 mdpl dan membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 4 jam hingga puncak, jadi termasuk standarlah buat pemula. Tak heran jika weekend tiba gunung ini diserbu bisa sampai ribuan pendaki. Untuk tempat camp tak perlu takut kehabisan, karena kondisinya berbukit - bukit dan sangat luas.

Dari jakarta ada beberapa pilihan untuk sampai ke dieng mengunakan transportasi umum :
 * Dengan bis, yang saya tahu dari lebak bulus, pasar rebo atau kampung rambutan turu
   di terminal Wonosobo / bis yang langsung ke dieng dari lebak bulus Rp.125.000, .
   Jika dari terminal Wonosobo  bisa dilanjutkan dengan mini bus hingga dieng 
   Rp 15.000 - 20.000
 * Dengan kereta, Pasar senen - purwekerto dengan kereta ekonomi  Rp 70 -80.000 -
   Terminal Purwekerto Rp 3000 - 5.000, lalu naik bus yang ke Wonosobo Rp 35.000, 
   di lanjut naik yang ke dieng Rp 15.000 - 20.000. Jika rombongan kita bisa carter angkutan
   dari stasiun / terminal Purwekerto langsung ke dieng.
Waktu yang di butuhkan dari Jakarta ke Dieng baik menggunakan bus atau dengan kereta hampir sama, akan tetapi baiknya jika memilih menggunakan transportasi kereta. Karena waktu tempuh jarang meleset. Kendala utamanya macet di hari - hari weekend, seperti pengalaman perjalanan yang saya alami waktu ke dieng ini.

   Rencana awal totalnya berangkat bejumlah 21 orang, meskipun akhirnya yang cancel 2 orang. Kami melakukan perjalanan dari Jakarta ke Dieng dengan mencarter mini bus. Perhitungan awal sampai disana kurang lebih jam 12.00 - 14.00 lalu ke kawasan candi lebih dahulu dan melakukan pendakian malam setelah magrib. Ternyata rencananya meleset, kami terkena macet di perjalanan dan tiba di sana jam 17.00. Akhirnya kami urungkan niat ke kawasan candinya.
Ada dua rute yang biasa di lakukan via dieng : lewat patak banteng dan kejajar. Kami memutuskan naik dari patak banteng dan turun kejajar jika sempat mampir talaga warna.
Biaya simaksi waktu itu Rp 6.000 / orang, menurut informasi sih saat ini Rp 10.000/orang.

   Kami memulai pendakian setelah magrib, awal pendakian kita melewati perkampungan penduduk lalu jalan yang sebagian sudah di paving block hingga pos 1. Kondisi selanjutnya jalan mulai hingga puncak sangat berdebu dan menanjak cukup curam, jadi jangan lupa persiapkan maskernya. Tak banyak yang bisa di ambil gambar karena perjalanan di lakukan malam hari. Kondisi lainnya waktu itu perjalanan dari pos 1 hingga puncak mengantrinya itu minta ampun, apalagi setelah pos 1. Dari pos 1 hanya ada satu jalur dan itupun curam,jadi jalur di beri pegangan dan tali. Kebayang deh melewatinya harus antri menunggu giliran, apalagi jika musim hujan pasti plus licinnya . Setelah itu pun seterusnya jalurnya hampir sama tp tidak securam setelah pos 1. Jadi jika ada satu / sekelompok istirahat melewatinya harus hati - hati, kadang ada 2 -3 orang berhenti kita pun ikut berhenti. Disitulah lama perjalanan waktu itu, mudah - mudahan sih kini sudah agak lebar  treknya.

  Sampai di puncak kurang lebih jam 11 malam. Di puncak sudah berdiri ratusan tenda, kami memilih tempat yang agak lebar yang bisa 5 tenda agar tidak terlalu berjauhan, karena kondisi lahan yang masih cukup luas. Tak banyak aktifitas setelah mendirikan tenda, setelah selesai memasak - makan lalu semua bergegas istirahat dan tidur untuk menyambut sunrise esok.

   Setelah fajar tiba kami dan para pendaki lainnya pun semua keluar dari tenda dan menunggu sang mentari bangun dari tidurnya. Di antara cahaya yang samar lambat laun tenda dan pendaki lainnya mulai terlihat .





  Kalau sudah begini semua sibuk dengan kameranya masing - masing. Pagi itu memang cuacanya tidak terlalu bersih / cerah, tetapi tidak terlalu mengecewakan juga karena silhoute / siluet gunung lainnya masih cukup terlihat. Kondisi yang tandinya gelap / samar kini sudah seperti pasar tumpah / pameran yang sedang berlangsung.



   Setelah puas mengabadikan foto diri dan pemandangan kami semua bagi tugas " sebagian ada yang memasak air untuk kopi, teh dan minuman penghangat badan lainnya dan sebagian yang lain ada yg mulai memasak nasi dan di lanjutkan dengan lauk pauknya karena punya rencana akan mampir ke talaga warna. Setelah selesai makan kami pun mulai membokar tenda dan mulai repacking. Sebelum turun sempat ambil foto bersama. Di tengah perjalanan kami pun mengabadikan pemandangan lainnya, seperti talaga warna dan bukit - bukit lainnya. Perjalanan turun kami tidak melewati rute patak banteng lagi , tetapi lewat kejajar.
Karena kami kesini dimusim kemarau kondisinya pun sangat kering, jadi kondisinya sedikit tandus. terlihat beberapa gundukan saja bunga daisy yang mencoba bertahan di musim kemarau.
Ada baiknya juga jika ingin ke sini di akhir musim penghujan, karena biasanya pendakian baru di buka setelah beberapa bulan ditutup. Jadi pada waktu ini bukit di penuhi hamparan bunga daisy, jadi bisa bergaya ala - ala syahr*ni. Apalagi jika pas cuaca bagus dan dapat golden sunrisenya, ajiib dah. Baiknya juga jika ingin puas menikmatinya jangan di hari - hari weekend, apalagi musim libur sekolah / kampus agar pendakian lebih nyaman aja, ga perlu antri kaya nunggu kenaikan bbm yang tinggal beberapa jam di SPBU. Bila perlu spare waktu 3 - 4 hari, sekalian untuk mengunjungi wisata - wisata lainnya yang ada di kawasan Dieng.





talaga warna dari puncak prau


perbukitan yang kering

bukit dan pepohonan yang kekeringan




perjalanan turun via kejajar


kalo tidak salah yang tertutup kabut adalah gunung slamet

   Lagi - lagi terpaksa kita cancel untuk mampir ke talaga warna karena di khawatirkan terulang kemacetan ketika hendak ke sini .
pengalaman adalah guru terbaik " atau  "untuk menjadi baik tak perlu berpengalaman dahulu, Kita bisa belajar dari pengalaman orang lain "
   Sampai di pos kejajar jam 2.30 sore. Istirahat disekitaran pos sambil memesan makanan / camilan  sambil melepas lelah sejenak. Sejam kemudian kami melanjutkan perjalanan ke jakarta. Di tengah perjalanan sebelum sampai wonosobo kami minta ke pada pak sopir memberhentikan sejenak jika ada toko oleh- oleh untuk membelinya.  Oleh - oleh khasnya yang cukup endemik di kawasan ini adalah buah carica, mereka termasuk saya pun menyempatkan membeli oleh - oleh ini di samping oleh - oleh yang lain. Dan di tengah perjalanan juga kami minta memberhentikan bus untuk mandi dan membersihkan diri sekaligus mengisi BBM.
Benar saja perhitungan kembali meleset, sampai di jakarta jam 12 siang. Karena waktu itu pas kebetulan masuk siang saya pun langsung berangkat ngantor.


  Itulah perjalanan yang melelahkan dari Jakarta ke dieng dan sebaliknya yang cukup menghabiskan waktu. Jadi baiknya jika punya rencana ke dieng dan waktu libur yang terbatas baiknya lebih memilih moda transportasi kereta, karena kecil kemungkinan perhitungan waktu meleset terlalu jauh.

Pastikan gunung ini menjadi dan ada di daftar list kalian , selamat mendaki dan tetap jaga kebersihan  dan kelestarian lingkungannya. Suatu saat dieng masih ada di list saya, karena masih ada PR yang masih belum terselesaikan. Terutama keinginan menapakkan kaki di Sikunir, kawah sikidang dan kawasan candi dan taburan bintang dan milky way di kawasan ini.


" Dieng : negri di atas awan, bongkah surga kecil indonesia ......"





Selasa, 19 Januari 2016

Wisata religius ke Masjid Istiqlal Jakarta


    Tulisan kali ini adalah city tour sekaligus wisata religi ke salah satu masjid terbesar dan terluas yang ada di Jakarta, juga merupakan salah satu yang terbesar di asia tenggara " Masjid Istiqlal "
Bukan kemegahan saja yang di tampilkan , tapi kenyamanan untuk kita shalat sehingga menambah kekhusuan dalam beribadah.
Shalat adalah sarana kita sarana kita bertemu dengan tuhannya, hingga ada saatnya kamu bisa merasa bahwa shalat itu bukan lagi kewajiban tapi kebutuhan. Terkadang ada beberapa menjadikan shalat menjadi patokan / tolak ukur dalam menilai seseorang
  " Shalat itu adalah sarana kau bertemu  dan berkomunikasi dengan Allah, jika kau belum bisa bertemu dan merasakanNya' ketahuilah Dia melihatmu. Lalu jika kau tak bisa menghadirkan dan merasakanNya dalam  shalat'  apalagi di luar shalat "



     Pembangunannya di prakarsai oleh presiden pertama ' Ir Soekarno. Pemancangan batu pertama oleh Ir Soekarno pada tanggal 24 agustus 1951, yang di arsiteki Frederich silaban, seorang kristen protestan. Masjid ini di bangun sebagai ungkapan dan wujud rasa syukur bangsa indonesia yang mayoritas beragama islam, atas berkat rahmat Allah SWT yang menganugerahkan kemerdekaan, karena itu masjid ini dinamakan " Istiqlal " yang dalam bahasa arab berarti Merdeka.
Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid di mahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang di topang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.

penopang dari baja anti karat

terdiri atas 5 lantai 

kubah utama

menara yang terdapat di selasar
  Masjid istiqlal berada di Jln.Istiqlal no. 74 - 75 Gambir, Jakarta Pusat. Diseberang gereja katedral, lapangan banteng. Dari Stasiun Gambir 400 - 500 meter atau jika menggunakan kendaraan umum yang melewati Istiqlal adalah bus way yang ke arah pulo gadung.

  Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Masyarakat non-Muslim juga dapat berkunjung ke masjid ini setelah sebelumnya mendapat pembekalan informasi mengenai Islam dan Masjid Istiqlal, meskipun demikian bagian yang boleh dikunjungi kaum non-Muslim terbatas dan harus didampingi pemandu.

  Terdapat 5 pintu gerbang yang ada di istiqlal :
Sisi Utara dari arah Pintu Air terdapat satu pintu gerbang yang langsung diarahkan menuju pintu As-Salam. Biasanya hanya dibuka untuk dilalui para undangan VIP setingkat pejabat negara, para menteri, duta-duta besar perwakilan negara sahabat, pejabat legislatif, dan lainnya
Sisi Tenggara-Selatan dari arah Kantor Pusat Pertamina dan jalan Perwira terdapat tiga pintu gerbang, satu pintu gerbang ujung selatan tepat di pertigaan Jalan Merdeka Timur dan jalan Perwira searah dengan gedung kantor pusat Pertamina dan Stasiun Gambir, satu pintu di sisi tenggara dekat jembatan Ciliwung, dan satu lagi dekat pertigaan Lapangan Banteng searah dengan gedung Kementerian Agama Pusat. Gerbang tenggara dekat jembatan Ciliwung biasanya dibuka untuk umum hanya pada saat shalat Jumat, sedangkan pintu gerbang ujung selatan khusus diperuntukkan bagi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia beserta rombongan bila menghadiri acara keagamaan yang diselenggarakan secara kenegaraan di Masjid Istiqlal, seperti peringatan hari-hari besar Islam seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Sisi Timur Laut dari arah Katedral terdapat satu buah pintu gerbang berhadapan dengan bangunan gereja Katedral. Pintu gerbang inilah yang dibuka setiap harinya untuk keluar masuk area Masjid Istiqlal .
Lahan parkir yang cukup luas, tetapi sepertinya sudah di kelola pihak swasta.
Begitu masuk kita di minta menitipkan sandal dan barang - barang ( kecuali barang berharga ) di loker yang sudah ada petugas yang menjaganya, tidak di pungut biaya / sukarela. di sebelah kiri penitipan terdapat tempat wudu dan toilet. 
Untuk tempat sholat ada di lantai utama, kita harus menaiki tangga dahulu. Di lantai utama terdapat selasar yang cukup luas, da biasanya jika hari - hari besar selasar pun sering di jadikan untuk tambahan makmum.



Biasanya yang dibuka untuk sehari - hari hanya 2 lantai, yang lainnya di kunci. Tapi kebetulan waktu itu sedang di buka jd sempet naik ke atas dan melihat pemandangan sekitaran istiqlal, terutama monas yang cukup terlihat jelas dari lantai 5.


 Untuk soal kuliner sekedar mengganjal perut tak perlu khawatir, di halaman parkir tersedia para pedagang yang menjajakan aneka makanan dan minuman. bahkan jika malam pedagang kaki lima yang lain banyak bermunculan. Jadi tak ada salahnya kita sesekali bersama keluarga atau saudara berwisata religi / city tour destinasinya ke masjid istiqlal.


* sebagian tulisan di kutip dari wikipedia

Rabu, 13 Januari 2016

Wisata ke pantai ujung gentengku yang belum tuntas

    Kisah kali ini adalah waktu saya ngaprak sampai ke ujung genteng - Sukabumi. Kebetulan dulu ada teman di sana, jadi atur waktu mengajaknya pulang sekaligus liburan. Perjalanannyapun sudah lebih dari 3 tahun yang lalu, cuma baru kali ini sempat di abadikan dalam sebuah tulisan.
Sebenarnya pantai ujung genteng dan pantai sawarna jika dari jarak tempuh hampir sama, tapi karena kondisi perjalanannya yang masih sepi maka perjalanan ke ujung genteng benar - benar berasa menuju  ujung. Tak heran wisata ke pantai sawarna lebih ramai dari pada pantai ujung genteng.


    Pantai ujung genteng berlokasi di desa gunung batu kecamatan ciracap Sukabumi - Jawa barat. 
Dari jakarta kurang lebih berjarak 220 - 230 km. Ujung genteng salah satu pantai indah dan salah satu destinasi favorite para wisatawan. Berada di selatan pulau jawa dan berbatasan langsung dengan samudera hindia. Biota dan kebersihannya masih cukup terjaga. kenapa ? karena alasan utamanya jauhnya itu dan di sepanjang perjalanan masih sepi dari pemukiman, perjalanannya pun dikenal cukup rawan. makanya jadi pertimbangan bagi yang ingin ke kawasan ini. Terutama yang ingin mengendarai sepeda motor.
Ujung genteng bisa di tempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, tetapi baiknya sih kendaraan pribadi karena selain transportasinya masih jarang mereka pun kadang harus menunggu penumpang hingga terisi / penuh. Selain dari pada itu jika dengan kendaraan pribadi kita bisa menyinggahi beberapa tempat wisata lainnya, karena dari pesisir satu ke yang lainnya lumayan jauh. Selain itu tak jauh dari ujung genteng pun bisa mampir ke salah satu curug yang indah yang ada di sana " curug cikaso.

*  Tapi kalu ingin ala - ala backpacker kurang lebih referensinya jika menggunakan angkutan umum : 
    Jakarta - Sukabumi Rp 30 - 40.000 via kereta / bus # Sukabumi - lembur situ Rp 5 - 10.000 Lembur situ - Surade Rp 25 - 30.000 # Surade - ujung genteng Rp 20.000 estimasinya bisa 10 - 12 jam berikut waktu transit dan ngetemnya.
 *  Jika memakai kendaraan pribadi rutenya :
      Pertama ; Ciawi - Cibadak - Cikidang - Pelabuhan ratu - Cikembar - Jampang kulon - Surade -  Ujung genteng
      Kedua  ; Ciawi  - Cibadak - Sukabumi - Jampang tengah - Jampang kulon - Surade - Ujung genteng

  Kami start dari jakarta sabtu siang Pukul 13.00 dengan kendaraan pribadi dengan rute yang ke dua. Perjalanan panjang dan melelahkan serta kondisi jalan yang sepi dan berkelok - kelok, apalagi setelah melewati sukabumi. Sempat istirahat di kota sukabumi sekalian shalat magrib dan menikmati nasi goreng. Karena tujuan istirahat dan menginap di rumah teman, sampai di sana hampir jam 10 malam. Setibanya langsung di sambut dengan nasi hangat dan lauk pauk. Setelah makan lalu ngobrol santai dengan keluarga di temani beberapa aneka gorengan has kampung dan kopi hingga rasa ngantuk tiba. Pagi tiba kembali di sambut aneka gorengan dan minuman hangat tak lama nasi goreng pun menyambut setelah menunggu antriannya. Hmmmm..... cuma makan aja sih yang masih teringat jelas di kepala moment waktu itu haha...
 Tak butuh waktu lama gorengan nasi goreng dan habis tak bersisa. Lalu kami semua di antar ke Pantai ujung genteng dan sekaligus berpamitan dengan orang rumah, karena selepas dari pantai kami akan langsung pulang kembali ke jakarta. Karena teman yang orang sana masih cuti dia mengantar dengan motor. Waktu tempuh dari rumahnya tidak sampai satu jam sampai lokasi.
mobil yang kami sewa

    Sampai di pantai tak pikir panjang kami semua langsung bermain dan menikmati keindahan alam yang ada di ujung genteng, menikmati hamparan pasir yang membentang, airnya yang jernih, aneka biota - biotanya yang masih beraneka ragam, mandi dan lain sebagainya. jika agak ke tengah akan terlihat jelas rumput laut / alga dan terumbu karangnya yang juga masih asri.  Untuk ke area penangkaran penyu tak sempat mampir karena punya plan ke curug cikaso. Area penangkaran penyu masih berjarak beberapa kilometer dari lokasi kami.





   Sempat lupa waktu keasikan bermain di pantai, setelah bersih - bersih kami pun berpamitan untuk kembali pulang. Imbas keasikan di pantai akhirnya plan untuk ke curug cikaso pun di cancel karena sudah agak sore, tujuan berhenti selanjutnya adalah Jakarta.
Curug cikasonya kapan ? next time aja ya , next timenya kapan ? ya next time kl ada waktu . Sudah 3 tahun next timennya masih menjadi misteri : )
Misterinya adalah karena belum sampai curug cikaso dan ke penangkaran penyu.