Sabtu, 02 April 2016

Terima kasih atas mahakaryaMu menyuguhkan studio alam PAPANDAYAN

Kali ini saya berbagi pengalaman pendakian ke salah satu Hiden paradise yang ada di kabupaten Garut - Jawa Barat " Gunung Papandayan. Hingga saat ini sudah yang ke 3 kalinya saya singgah di Papandayan, dan Gunung di ini juga pengalaman pertama naik gunung. Gunung Papandayan selain salah satu Hiden Paradise bisa juga di sebut studio foto alami, karena kita tidak akan pernah kehabisan spot - spot terbaik untuk di jadikan background berpose.



Gunung Papandayan dengan ketinggian 2665 mdpl, terletak di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut - Jawa Barat. Gunung ini termasuk salah satu gunung yang cukup bersahabat untuk pendaki pemula sekalipun, karena tracknya yang tidak terlalu panjang dan masih banyaknya sumber air bersih yang ada disini. Pemandangan yang di suguhkan ketika kita melewati kawah, Hutan mati, Hamparan edelweis di tegal alun juga hamparan ilalang di tegal panjang, menjadi daya tarik tersendiri dan mampu menarik jutaan pendaki, baik dari para pendaki di seluruh penjuru tanah air maupun pendaki dari manca negara.

Sehingga ada pribahasa nih :
Sepandai - pandainya pendaki gunung
Pasti akan terbesit untuk menginjakan kakinya di Papandayan
Sedikit ngawur' biarin lah namanya juga karya pribadi. hehehe....." intermezo "

Transportasi

Untuk transportasi menuju ke Gunung Papandayan kita bisa menggunakan angkutan  pribadi maupun angkutan umum.

Jika menggunakan angkutan umum : Dari luar kota pertama kita harus ke tujuan terminal Garut " terminal guntur " dari jakarta saat ini kita bisa naik bus Primajasa / Karunia bakti, Saat ini ongkosnya Rp 52.000 / orang. Selanjutnya di lanjutkan dengan angkot / elf jurusan cisurupan Rp 10.000 / orang hingga pangkalan ojeg cisurupan, jika di akhir pekan sih tak perlu khawatir angkot sudah berjejer menunggu giliran untuk membawa para pendaki hingga Cisurupan. Biasanya mereka hanya bisa mengantar sampai gerbang / pangkalan cisurupan, karena disini sudah berjejer ojeg dan mobil bak sayur untuk mengantarkan pendaki hingga pos simaksi. angkutan umum tidak di perkenankan oleh para tukang ojek dan mobil bak membawa pendaki dari terminal hingga pos, bagi - bagi rejeki.
Ongkos ojek / mobil bak Rp 25.000 / orang, tinggal pilih deh selera kita yang mana' kalo ojek langsung cus, tapi jika mobil bak biasanya menunggu minimal 10 orang tau sesuai kesepakatan.

Jika menggunakan sepeda motor atau mobil pribadi dari terminal garut kita tinggal mengikuti jalan arah ke cisurupan / pamengpeuk, setelah pangkalan ojek cisurupan kita ambil arah kanan dan mengikuti jalan utama hingga pos simaksi.
Di pos terdapat parkiran yang di sediakan pengelola, tarif parkir untuk motor Rp 10.000 / motor dan Rp 20.000 - 25.000 untuk mobil per satu hari.

Restribusi dan Camp david

Pos simaksi berada di pintu masuk gerbang sebelum parkiran, saat ini para pkl yang berada di parkiran di lokasikan di luar parkiran. Kini juga sebelum parkiran sudah banyak warung - warung berdiri di kiri kanannya, sedikit ada perubahan dari sebelumnya.
Saat ini tiket masuk untuk pengunjung biasa Rp 5.000 untuk hari biasa dan Rp 7.500 untuk weekend.
Tiket masuk untuk pengunjung kemping Rp 10.000 untuk hari biasa dan Rp 12.500 untuk weekend.
Tapi terkadang untuk yang kurang tau mereka bulatkan saja.
Tiket untuk wisatawan asing Rp 100.000 untuk hari biasa dan Rp 150.000 untuk weekend.

Camp david berada di samping kiri parkiran jika dari pintu masuk. Camp david awalnya difungsikan untuk para pendaki yang kemalaman, karena biasanya pendakian di atas jam 5 sore sudah dilarang. Di karenakan kondisi jalan kadang tertutup kabut dan kondisi lintasan melewati kawah - kawah yang masih aktif, dikhawatirkan terjadi insiden seperti terpeleset atau asap kawah menebal. Dan yang tak kalah penting hampir di semua gunung yang mempunyai kawah belerang, kawah tersebut biasanya mengeluarkan asap beracun di malam hari, sehingga semua tempat wisata yang melintasi kawah belerang selalu terdapat larangan dan himbauan untuk tidak mengunjunginya di malam hari.
Di Camp david juga terdapat pemandian air panas yang hanya memiliki kedalaman kurang lebih satu meter untuk sekedar merendamkan kaki / untuk merendam tubuh dari lelahnya pendakian, juga di percaya air belerang dapat mengobati berbagai penyakit kulit. Jika siang hari kolam ini banyak di buat mandi anak - anak yang di bawa untuk sekedar wisata kunjungan keluarga.

Pendakian dan lokasi mendirikan tenda ( Gober hood dan Pondok saladah )

Awal pendakian kita akan melewati jalan selebar mobil, dengan pohon cantigi di kiri - kanan jalan.  Karena dahulu sebelum letusan 2002 mobil bisa masuk hingga lawang angin / Gober hood. Setelah beberapa puluh meter di depan baru kondisi jalan berupa jalan setapak melewati bukit - bukit batu kapur yang kadang masih mengeluarkan asap belerang. Jika di spot - spot tertentu kita bidikan mungkin banyak yang tak akan mengira kita sedang di kawah papandayan.



Kurang lebih 45 - 60 jam perjalanan kita akan sampai di punggungan bukit batu kapur. Dari sini jika ambil jalan arah kiri kita bisa langsung naik dan akan lebih dulu sampai di hutan mati, tetapi jalur ini jalur ilegal dan tidak di rekomendasikan karena terlalu berbahaya, apalagi jika musim hujan. Meskipun plang sudah terpasang ya masih aja banyak para pendaki yang bandel, belum ada insiden fatal kali ya.
Jalur yang umum adalah kita mengambil arah lurus lalu ke kanan menuruni lembah dan naik kembali sampai tiba di gerbang lawang angin, kurang lebih 1 jam perjalanan. Setelah tiba di lawang angin kita akan sampai di pos 2, disini ada beberapa warung menjajakan makanan dan minuman. Sebelah kanan pos merupakan camp Gober hood, entah apa inspirasi / asal usul pemberian nama gober hood ini.
Gober hood merupakan lokasi camp yang ada di papandayan selain di pondok saladah, tetapi lokasi favorite camp tentu saja di pondok saladah.
Dari gober hood jika diteruskan ada lokasi favorite lain, yaitu Tegal Panjang. Lokasi ini berupa savana hamparan ilalang, tetapi tegal panjang ini berada di kawasan konservasi baiknya sih urungkan saja nanti malah rusak di serbu anak alay.

Jika dari Lawang angin / pos 2 ambil ke kiri jalan, merupakan jalan menuju pondok saladah. Sebelumnya kita akan melewati jalan setapak menembus pepohonan hingga pondok saladah. Waktu yang di butuhkan dari pos 2 ke pondok saladah kurang lebih 15 menit.


Di pondok saladah tak banyak mengambil gambar, karena backgroundnya bagi saya kurang greget aja harus terlihat beberapa warung yang berdiri tak tertata belum lagi saat ini sudah ada ojek yang siap mengantar turun hingga pos 1 / parkiran. Suasana alami pondok saladah kini jauh berbeda sebelum banyak warung dan ojeg berada di sini.
Di lokasi ini sumber air bersih cukup melimpah serta pohon seladah air yang bisa di jadikan teman sajian mie instan. Pohon seladah air inilah mungkin asal usul pemberian nama pondok saladah.
Pondok saladah merupakan titik lokasi terakhir untuk mendirikan tenda karena di kawasan hutan mati dan tegal alun termasuk kawasan konservasi.

"Jadi harap bagi anda atau teman di ingatkan lagi bagi yang melihat / akan berlibur ke papandayan atau tempat manapun untuk tidak melanggar batasan - batasan area konservasi, maklumlah tingkat kesadaran masyarakat indonesia yang peduli pada kerusakan dan kebersihan lingkungan masih sangat - sangat minim "

Waktu tempuh yang di butuhkan dari pos simaksi hingga pondok saladah adalah 2,5  - 3 jam tergantung kemampuan dan kondisi masing masing pendaki. Jadi setelah sampai di pondok saladah dan mendirikan tenda kita bisa menikmati sunset di hutan mati. Selepas malam tiba jika cuaca cerah dan langit bertabur bintang di lengkapi kamera dslr yang mumpuni kita juga bisa membuat moment - moment indah lainnya. Sayang waktu saya disana malamnya turun hujan, jadi menikmati malamnya di dalam tenda.

Summit

Untuk summit kita bisa lakukan setelah subuh, karena waktu yang di butuhkan dari pondok saladah hingga tegal alun tidak lebih dari satu jam. Kebanyakan rute summit dan turun melintasi hutan mati, hari itu saya coba rute lain. Saya melewati pepohonan dan tebing dari sisi kanan hutan mati lalu puncak gunung Papandayan, baru setelahnya tegal alun.
Puncak Gunung Papandayan tertutup pepohonan paling bisa untuk di dirikan beberapa tenda. jalurnya sih berupa jalan setapak tetapi lumayan bikin bingung juga.
Baiknya sih untuk rute summit naik dan turun melewati hutan mati, karena selain jalur yang umumnya yang sering di lalui, lebih aman dan viewnya pun lebih bagus melewati hutan mati



 Sampai di tegal alun menikmati hamparan edelweis dan menikmatinya  beberapa saat, berada di lokasi ini baiknya perhatikan langkah kaki kita karena edelweis - edelweis lainnya yang mulai tumbuh terinjak kaki kita. Itu salah satu alasan kenapa kawasan ini di jadikan area kawasan konservasi.
Tegal alun merupakan tegalan atau hamparan tanah menyerupai alun - alun dan di penuhi edelweis.
tapi terakhir sih saya kesana beberapa minggu sebelum kawasan ini terbakar beberapa bulan lalu. Entah seperti apa kawasan tegal alun kini, karena konon sebagian kawasan tegal alun menjadi lahapan si jago merah. Peristiwa itu pun juga konon andil dari pendaki di sana, jika benar itu sungguh miris. Kini yang terjadi sudah terjadi dan kita hanya berupaya intropeksi diri masing - masing untuk menjadi pecinta alam yang bijak, syukur - syukur berpartisipasi dalam pelestarian ligkungan.





Hutan mati dan perjalanan turun

Jika ingin mengexplore di papandayan, baiknya di kawasan hutan mati ini. Mau kondisi hujan, gelap, terang, sunrise atau sunset selalu punya nuansa tersendiri tinggal kejelian si fotografer membidikan kameranya.




Setelah puas mengexplore kawasan hutan mati lalu kembali ke pondok saladah, memasak nasi dan lauk pauk untuk makan dahulu sebelum repacking. Setelah semua rapi tentu saja sampahnya juga rapi kami begegas turun karena mempunyai tujuan terakhir " sampai rumah  masing - masing ".
Untuk yang tidak kuat tak perlu khawatir, saat ini bisa menggunakan jasa ojeg dari pondok salada hingga parkiran dengan harga Rp 20.000 - 25.000 . Tetapi jika masih kuat sih cukup di sayangkan jika naik ojek karena harus melewatkan pemandangan - pemandangan indah lainnya, yang paling penting jauh - jauh sengaja kesini mengorbankan waktu, tenaga, uang, dan lainnya.
Dari parkiran / pos ke terminal garut kita bisa menggunakan cara sama seperti ketika berangkat.

Okay ! selamat berlibur dan jangan lupa hati - hati. Jadilah para traveller / mountainer bijak dan smart  dengan mempedulikan kebersihan dan kelestarian lingkungan yang telah kita singgahi.

Pemandangan ketika turun



Tidak ada komentar:

Posting Komentar