Jumat, 18 Desember 2015

Mengintip pelangi di Curug Cibeureum di kaki gunung gedepangrango

 
    Curug cibeureum terletak di dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) Cibodas, tepatnya di Desa Sindang Laya, Kecamatan Pacet, Cianjur - Jawa barat, berada di ketinggian 1675 mdpl. Tinggi curug cibeureum 40 - 50 meter.




     Mengusir kepenatan di ibu kota, tak ada salahnya pilih destinasinya Curug cibeureum, selain jaraknya yang tidak begitu jauh dari ibu kota' transportasinya pun banyak dan mudah baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. 
Jika naik kendaraan umum : dari jakarta ( kp rambutan ) kita bisa naik bus jurusan cianjur, garut, bandung, dan lain - lain, tapi kita pilih yang via puncak bukan cipularang. Turun di pertigaan cibodas tarif Rp 20.000 - 25.000 lalu naik angkot hingga kebun raya cibodas Rp 5000 - 7000 . Baiknya jika menggunakan bus kita berangkat dari jakarta malam / dini hari sekalian, karena jika siang jalan arah puncak mungkin sudah di tutup. Meskipun kita sampai cibodas dini hari / sore sekalipun jika untuk istirahat / tidur dahulu' banyak warung - warung yang didirikan untuk sekedar beristirahat / tidur bagi parapengunjung yang akan ke curug atau ke gunung gede. dengan catatan kita jajan dan makan di warung.  atau 
 JIka kendaraan pribadi kita ambil arah puncak , di pertigaan cibodas ambil arah kanan hingga sampai kebun raya cibodas.

      Perjalanan kali ini kami menggunakan sepeda motor dari jakata. Start dari jakarta jam 9 malam, lalu mampir di masjid atta'awun puncak sejenak untuk istirahat. Sampai cibodas tengah malam, lalu mencari parkiran kosong yang ada di depan warung. Kemudian pesan makan, mie rebus, kopi, dan lain -lain. Setelah itu kami tidur untuk melanjutkan perjalanan ke curug di pagi harinya. 
Bangun jam 5 ,persiapan, ngopi dan ngeteh lebih dahulu untuk menghangatkan badan, Jam 6 kami start perjalanan di antara dinginnya hawa pegunungan.
Jalan yang kita lalui searah dengan pendakian gunung gede, jadi terkadang kita jalan berbarengan dengan para pendaki yang akan melakukan pendakian. Terutama jika hari minggu pendakian tektok / tampa berkemah. 500 meter di depan kita sampai di pos dan kini di kenakan biaya restribusi Rp 18.500 / orang untuk kunjungan ke curug cibeureum.
Setelah kurang lebih 1km kita berjalan kita akan menjumpai telaga biru, lalu ambil nafas sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. 1 km berikutnya kita akan menjumpai jembatan ( Rawa gayonggong ), Dulu jembatan ini terbuat dari kayu ' karena sudah lapuk termakan usia, kini jembatan terbuat dari coran tapi di bentuk menyerupai kayu. Track jembatan  ini lumayan panjang dan sedikit berkelok. 

Setelah melewati jembatan kondisi jalan kembali bebatuan, tak lama kita akan menjumpai pos berikutnya ( panyancangan kuda ) persis di pertigaan. Terdapat plang di sana, ke kiri ke lokasi air panas, kandang badak dan puncak gede. Ke arah kanan menuju curug cibeureum.
  
   Tak lama kita akan sampai ke curug cibeureum. Dinamakan cibeureum konon dulunya air yang di alirkannya berwarna merah, warna merah juaga berasal dari dinding tebing curug yang di penuhi lumut merah, jika terkena matahari maka warna air terlihat seperti merah.



dinding tebing curug berwarna merah
Curug cibeureum terdiri dari 3 curug ;
Curug utama ; curug yang paling pendek dan debit airnya paling besar, letaknya yang lebih terbuka dan paling dekat dengan shelter sehingga curug ini paling ramai.



Curug yang ke dua di sebelah kanannya adalah curug cidendeng, ukurannya lebih tinggi dan langsing. Airnya melintasi tebing batu - batu trap dan jatuh menimpa lereng tebing yang berlumut.



Sedangkan Curug yang ke 3 yang paling kanan dan paling ujung adalah curug cikundul, dan letaknya tersembunyi di antara ceruk dua tebing.




 Jika beruntung kita bisa melihat pelangi di ke 3 curugnya, tapi usahakan jika ingin melihat pelangi tiba sebelum jam 10 dan mataharinya bersinar " jika beruntung' hehe...
Setelah dirasa semua puas dan perut mulai keroncongan, kamipun memutuskan kembali ke parkiran.
Jarak dari parkiran hingga curug kurang lebih 2,7 km dengan waktu tempuh 1,5 - 2 jam .
Tiba di parkiran kami istirahat dan kembali pesan makanan sebelum kami putuskan pulang.
Parkir motor di kenakan biaya Rp 5.000 / motor. Jika ingin membeli oleh - oleh / cindera mata sepanjang parkiran dan arah menuju pos banyak yang menjajakannya. Kelebihan lainnya jika dari jakarta / depok naik motor, sepanjang perjalanan kita akan di suguhi pemandangan indah dn antrian mobil yang berderet panjang., Jangan tanya deh perkiraan akhir weekend untuk jalur puncak ini.
Okay travelmate sekalian selamat merencanakan akhir pekan dengan keluarga, sahabat / bebep sekalian, selamat berakhir pekan. Ingat " kalo akhir pekan itu kalo ga hiburan ya jalan - jalan "

Selasa, 15 Desember 2015

Flashback Malioboro - candi Prambanan Jogjakarta - Jawa Tengah.


     Melengkapi kisah perjalanan kali ini saya flashback traveling ke jogjakarta - jawa tengah beberapa tahun kebelakang,  tepatnya 2011 silam . 


Maklum  ....  " Terhanyut aku akan nostalgia ....suasana jogja .... kla project " haha...
Tujuan utama awalnya malioboro dan borobudur, karena waktu  borobudur masih di tutup karena masih dalam tahap renovasi / perawatan pasca gempa dan letusan gunung merapi di tahun sebelumnya, akhirnya tujuan di alihkan ke malioboro - candi prambanan.
Kota ini merupakan kota favorite tujuan bagi para traveler/ backpacker , baik turis lokal maupun mancanegara. banyak wisata tempat favorite dan wisata kuliner khas kota ini, seperti ; borobudur, prambanan, kalibiru, baron, merapi, kulinernya ; gudeg, bakpia, nasi kucing, belum lagi aneka oleh - olehnya yang bisa di bawa, dan masih banyak yang lainnya, serta sudah di tunjangnya  dengan berbagai fasilitas baik dari transfortasi maupun penginapannya. Apalagi jika kalian termasuk traveler / backpacker yang biasa punya target banyak tempat, kini penyewaan motor di jogja pun sudah banyak demi memangkas waktu perjalanan.
     
   Transportasi untuk ke kota ini tak perlu di jelaskan lagi dengan rinci, pastinya sudah banyak tetangga / teman kita yang sudah ke jogja atau tanya mbah google juga sudah pasti mudah di fahami untuk sampai ke jogja baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Waktu yang pas buat traveler sekalian terutama bagi para karyawan seperti kami ya tentu saja weekend, karena tidak perlu cuti juga ramainya pengunjung pun ya di akhir pekan juga tentunya.

     Kami berangkat dengan menggunakan kendaraan pribadi " mobil kantor" . Berangkat jum'at malam pukul 22.00 dari jakarta, berjumlah 7 orang ( saya - pak ade dan anaknya - akik - bani - yuda - dan kong adi ) . jam 7 an tiba di magelang sempat istirahat sejenak sekaligus sarapan hingga akhirnya kembali melanjutkan.

    Tiba di Malioboro kurang lebih hari sabtu jam 10.00, hal utama yang di cari tentu saja penginapan dahulu. Mencari penginapan terdekat di kawasan malioboro agak sulit di akhir pekan , karena banyak yang sudah di pesan beberapa hari sebelumnya. Kami dapat penginapan agak jauh dari malioboro kurang lebih 1 km dari penginapan ke malioboro, itupun di beri tahu oleh tukang becak sekitaran malioboro. Hikmahnya jadi dapat penginapan yang agak murah karena agak jauh dari malioboro. Dapat harga Rp 150.000 / kamar dengan fasilitas 2 kasur yang agak besar, 1 kasur cukup untuk berdua, 1 televisi dan kamar mandi di dalam. Terdapat sebuah  AC jika dinyalakan di kenakan biaya tambahan sebesar .Rp 40.000, kami pesan 2 kamar. meskipun agak jauh jika ala - ala backpacker sekalipun dari penginapan kita tak perlu khawatir, karena di ujung - ujung gang terdapat becak -becak yang mangkal yang siap mengantar ke malioboro.
Sampai di penginapan makan dan istirahat sejenak, terutama tentu sang supir yang lelah  untuk tidur. Kalo kami sih penumpang sudah tidur di perjalanan juga. Setelah ashar kami putuskan ke malioboro. 
dari kiri ; Yuda - bani - saya - pak ade dan anaknya- kong adi 
  Jika ada maksud membeli oleh - oleh batik, baiknya mampir dahulu ke pasar beringharjo yang masih ada di kawasan malioboro. Karena selain lebih variatif bahan dan modelnya, di pasar ini lebih murah dari pada yang ada di sekitar trotoar / toko - toko yang ada di kawasan malioboro lainnya. Pasar beringharjo hanya buka sampai jam 5 sore. Setelah jam 5 pedagang - pedagang oleh - oleh atau kuliner kaki lima sudah siap menjajakan dagangan  mereka. Selesai belanja baru kita lanjutkan kembali menikmati suasana malioboro dan menelusurinya.



  Makin malam Malioboro makin ramai pengunjung. Musisi jalanan pun mulai bermunculan dari yang perorangan hingga yang membentuk sebuah grup. 



   Puas menyusuri malioboro dan membeli cinderamatanya lalu kita coba mencicipi wisata kulinernya, yang kita pilih tentu saja di angkringan " Nasi kucing" sebungkus nasi kecil yang di jual terpisah dengan lauknya bisa di pilih sendiri. Kalo kurang nendang ya bisa ambil 2 / 3 bungkus. Setelah puas menelusuri malioboro sebelum kembali ke penginapan kami pun membeli oleh - oleh khas lainnya " bakpia phatuk  yang ada di toko - toko yang khusus menjual oleh - oleh yang satu ini. Kami pustuskan tak sampai larut malam di malioboro dan kembali ke penginapan, karena masih ada satu destinasi untuk besok yaitu ke candi prambanan. Sampai di penginapan pun tak butuh lama untuk tidur karena lelah menyusuri malioboro dan capek sisa - sisa perjalanan masih tersisa.
Begitu pagi tiba segera kita mandi dan beres - beres karena tidak akan kembali lagi ke penginapan, untuk melanjutkan ke candi prambanan dan dari sana kita langsung pulang arah jakarta. untuk sarapan kita pesan nasi goreng yang di pesan di pemilik penginapan.

  Candi Prambanan yang di bangun oleh rakai pikatan ini berada di kurang lebih 17 km timur laut jogja. Candi ini juga termasuk salah satu candi hindu termegah yang ada di kawasan asia tenggara. Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang ( kisah yang sering di ceritakan ; bandung bondowoso terpikat oleh loro jongrang dan minta syarat di buatkan 1000 candi ). Candi prambanan di bangun untuk menyaingi candi borobudur. Candi ini adalah kompleks candi hindu terbesar di indonesia  yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma - wishnu dan shiwa. Candi ini juga sudah terdaftar sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

  Masuk kawasan candi Prambanan kalo tidak salah dahulu dikenakan Rp 23.000/ orang, kini tiket masuk sudah Rp 30.000 / orang sama dengan masuk ke candi borobudur.
Begitu masuk kita akan melihat batu - batu candi yang berserakan di sekitarnya, dibiarkan konon batu - batu candi tersebut sudah banyak yang hilang ada yang menyebutkan reliefnya diambil sebagai penghias taman pada masa penjajahan belanda dan sebagian batu - batu lainnya sudah banyak yang di ambil penduduk untuk bangunan rumah. 

    Candi Prambanan memiliki 3 candi utama yaitu, candi wisnu, candi brahma dan candi siwa. Ketiga candi tersebut merupakan lambang trimurti dalam kepercayaan umat hindu.
Ketiga candi menghadap ke timur. Setiap candi utama  memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat. Yaitu; Nandini untuk siwa, Angsa untuk brahma dan Garuda untuk wisnu. Selain itu masih terdapat 2 candi apit , 4 candi kelir dan 4 candi sudut. Sementara halaman ke dua memiliki 224 candi.
Memasuki candi siwa yang bangunannya paling tinggi, kita akan menemui 4 buah ruangan ; satu ruangan berisi arca siwa, sementara 3 lainnya berisi arca durga ( istri siwa), Agastya ( guru siwa ), Ganesha ( putra siwa ). Arca durga itulah yang konon di sebut roro jongrang. Di Candi wisnu kita akan melihat satu ruangan berisi arca wisnu. Demikian juga di candi bahma kita akan menemui satu ruangan berisi arca brahma.

Candi Prambanan pun sudah beberapa kali pemugaran, karena kondisi kota jogja yang rawan gempa juga rutinitas letusan berapi setiap 60 tahun sekali .
Komplek kawasan jandi lumayan luas dan sedikit lebih nyaman dari pada para pedagang tidak seperti di borobudur. Untuk melepas lelah kita bisa istirahat sejenak di sekitar taman kawasan candi, banyak rerumputan dan pohon rindang. 

   Puas menikmati Candi prambanan, kamipun kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan kembali ke jakarta. Dari candi prambanan kita tidak mampir sana - sini lagi, cuuz mobil kita arah tujuan jakarta kejar waktu agar bisa istirahat sebelum bekerja hari seninnya.  "see you jogjakarta "


Minggu, 13 Desember 2015

Hamparan gugusan batu di gunung Lingga ratu

 " Lain ladang lain belalang lain gunung lain pula sensasinya "
   Biasanya gunung ini sih hanya di lewati saja kalau pulang kampung, hingga suatu saat rasa penasaran muncul untuk mencobanya. Ya akhirnya memberanikan dirilah untuk melihat hamparan - hamparan batu yang ada di puncaknya. Tak ada yang bisa di ajak 'akhirnya ya sudah pergi sendiri. 

   Lingga ratu sendiri memiliki makna gugusan/hamparan batu " Lingga berarti batu dan Ratu yang berarti gugusan/hamparan"  Oleh karena itu di Makam Linggaratu banyak terdapat gugusan/ hamparan batu-batu besar yang tersusun unik dan berbentuk tumpukan batu-batu besar yang menjulang tinggi dan menarik.



    Atau dalam arti lain " Lingga itu merupakan ciri / simbol lelaki , jika simbol wanita  itu " yoni "dan ratu bisa berarti raja " oleh karena itu juga gugusan batu sebagian besar mirip simbol kejantanan lelaki dan besar - besar di antara lingga - lingga yang ada di indonesia  terutama gugusan batu yang paling tinggi dan terpisah .
batu lingga tertinggi dan terpisah dari gugusan lain


   Tak banyak yang mengetahui keberadaan bukit / gunung ini baik dikalangan pendaki asal garut ataupun pendaki di luar kota Garut. Mungkin tertutupi dengan nama besar Gunung Papandayan, Guntur, cikuray ," PaGuCi " , Talaga bodas, air panas Darajat, dan lain sebagainya. Gunung / bukit lingga belum termasuk kawasan wisata, jadi untuk mendapatkan informasinya masih minim, meskipun aksesnya cukup mudah.
Lebih dominan yang mengunjungi lingga ratu ini kebanyakan untuk berziarah, karena tepat di awal hutan pinus terdapat sebuah makam keramat yang di kelilingi pagar kayu. Konon merupakan makam Prabu kingking , beliau nenek moyang dan penyebar agama islam di bukit ini. Ada kabar lainnya yang menyebutkan makam jalak harupat " panglima perang prabu kiansantang. Makam ini di perkirakan lebih dari 13 abad. Wallahu alam.... tetapi di makam ini juga kadang di jaga oleh kuncen yang merawat makam.

     Lingga ratu terletak di kampung babakan sukasirna, desa sindang palay kecamatan karang pawitan - Garut. Untuk sampai ke lingga ratu paling mudah jika kita dari terminal Garut naik angkot jurusan cibatu atau Wanaraja  Rp 5.000 turun di pangkalan ojek sindang palay / lawang maung lebih familiar, karena di pangkalan ojek ini terdapat patung macan. Di lanjutkan dengan ojek Rp 10.000 kurang lebih 2 km menanjak hingga kampung terakhir.
Bilang saja ke tukang ojeknya mau ke lingga ratu nanti dia akan menurunkan di sebuah plang yang menunjukan jalan setapak ke lingga ratu. Waktu saya kesana kondisi jalannya sudah tertutup ilalang, jadi terpaksa saya ambil jalan sedikit melipir melewati kebun penduduk. Karena mayoritas pengunjungnya merupakan wisatawan yang memiliki minat sangat terspesialisasi, yaitu mereka yang secara rutin melakukan wisata ziarah' belum lagi kurangnya kepedulian dari masyarakat sekitar jadi ya kondisi jalan lebih seringnya tertutup semak / ilalang. Fasilitas penunjang lainnya pun seperti pos / selter belum ada sama sekali.

   Begitu memasuki hutan pinus kita akan menemui makam keramat yang di kelilingi pagar bambu di sebelah kanan. Karena niat saya bukan untuk ziarah, saya lewati saja makam ini.
Kondisi jalan setelah makam saya juga melipir sedikit, kondisi jalan agak tertutup rumput tapi masih jelas, sesekali kita akan menemui pohon tumbang bahkan menghalangi jalur. Lama kelamaan akan melewati hutan pinus kembali, dan sepertinya sudah separuh perjalanan . Kondisi waktu itu masih di selimuti kabut , padahal sudah menunjukan jam 6.30 . Saya start dari pangkalan ojek jam 5.30.



    Trek berikutnya melewati jalan setapak berupa punggungan dengan jurang di sebelah kanan dan kiri jalan hingga kita menemui gugusan - gugusan batu. Sampai di gugusan batu kurang lebih jam 7.30 . Jika cuaca cerah kota garut pun konon terlihat jelas .
Kondisi meskipun sudah siang matahari tak terlihat karena kabut masih tebal di sertai hembusan angin kencang membawa embun dan bunyi desiran, jika menerpa pepohonan maka ada air berjatuhan di bawahnya seperti hujan. Hmm... terbayang deh sunyinya alam kalo sendirian .Sempat bersantai sesaat hingga tersadar jaket pun basah. Akhirnya saya pun turun ke bawah.




     Untuk turun ada tangga yang mungkin di buat oleh penduduk setempat untuk turun. Dari bawah tampak jelas batu - batu ini menjulang.




   Lokasi di bawah terdapat beberapa space untuk mendirikan tenda, selain lahannya cukup datar batu juga bisa melindungi dari terpaan angin. terlihat ada sisa - sisa pembakaran api unggun . Jika berencana berkemah sediakan perbekalan air yang cukup, karena menuju sumber air lumayan jauh turun ke bawah. 


   Jika berencana ke sini baiknya tidak sendirian, karena masih jarang pengunjung. Binatang lainnya yang sering terlihat ;  babi hutan, monyet, burung dan lain - lain. Waktu tempuh perjalanan 1,5 - 2 jam . Jadi jika agan - agan ingin mencoba suasana baru / tantangan baru, bolehlah sesekali mencoba keasrian gunung yang satu ini, sekalian uji nyali haha.... Tapi ingat jaga dan rawat kebersihannya terutama vandalisme seperti yang sudah banyak tergores di batu - batu.

Minggu, 06 Desember 2015

Perhitungan yang meleset di pendakian gunung salak

    Salak " kalo di beri awalannya buah, manisan, biji, atau keripik sih, siapa juga doyan dan pasti berani makannya, tapi kalo awalannya " Gunung" itu baru kesannya gimana gitu ... Gunung salak" bukan karena gunungnya mirip buah salak / gunungnya di penuhi pohon salak. Gunung salak berasal dari bahasa sansakerta "salaka" yang berarti perak, karena lidah indonesia terbiasa cari nama yg gampang dan mudah di ingat akhiran "a nya yang di hilangkan jadilah sebutannya hingga kini Gunung salak.
Sebenarnya Gunung salak dahulu tidak begitu familiar di kalangan para pendaki terutama pendaki diluar jawa barat apalagi di nusantara, tapi karena tragedi kejadian pesawat sukhoi yang terjatuh tahun 2012 silam di gunug ini akhirnya namanyapun mencuat di nusantara, karena seringnya di beritakan di berbagai media.  Di jawa barat pun tidak begitu di favoritkan para pendaki, terutama pendaki pemula, selain banyak isu angker dan masih lekat mistisnya di masyarakat. Sudah banyak sih cerita - cerita aneh yang di dengar, tapi di dorong rasa penasaran akhirnya tetap berangkat.
Puncak salak 1
   Gunung salak berada di kawasan sukabumi dan bogor jawa barat dan di kelola oleh Taman nasional gunung halimun - salak. Gunung salak kalo tidak salah memiliki 4 puncak 
  • Puncak tertinggi di sebut Puncak salak 1 : 2211 mdpl, merupakan puncak yang sering di jadikan target puncak tujuan utama para pendaki.
  •  Puncak salak 2 : 2180 mdpl 
  • puncak 3 " puncak sumbul" : 1926 mdpl dan puncak satunya saya lupa informasinya , hehe...
     Gunung salakpun memiliki beberapa kawah : kawah ratu, kawah cikuluwung putri, dan kawah hirup.
Penguasa gunung salak di yakini bernama "wiro sajagat" adik dari penguasa Gunung gede "Surya kencana" dan kakak dari penguasa gunung jayanti di Pelabuhan ratu.
Gunung salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung hingga puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini lembab juga tidak mudah terlihat. Hal ini seringkali enipu pendaki " tidak di sarankan untuk di daki malam hari" terlalu beresiko, kadang masih terdapat juga pacet pohon. Dari tingkat kesulitan dan karakteristiknya gunung ini kurang bagus direferensikan buat pemula.

   Gunung salak dapat di daki melalui beberapa jalur : ( tetapi jalur resmi dari gunung bunder dan cidahu) 
  • Curug nangka - ciapus,  puncak yang lebih dulu sampai adalah puncak dua. setelah itu bisa lanjut ke puncak salak 1. jika kita ingin kita juga bisa mengunjungi candi / pura masa prabu siliwangi yang berada masih di bawah kaki gunung salak . Transportasi : Stasiun bogor - angkot 03 arah ciapus turun di gerbang curug nangka. 
  • Gunung bunder, ini pun lokasi favorit karena masih banyak curug - curug yang di jadikan tempat wisata / camping ground, bahkan tujuan kawah ratu. Rute ini paling ramai pengunjung. Transportasi : dari stasiun bogor naik angkot 03 arah lewi liang lalu di lanjut ke arah cibatok / carter hingga tujuan. Tapi jika ingin kekawah ratu / puncak kita di referensikan / agak sedikit di haruskan untuk sewa gaek / porter. ya mungkin memberdayakan penduduk lokal setempat, tapi ambil sisi fositipnya saja kan jadi safety first gitu.
  • Jalur cimelati, sebelum cicurug Sukabumi.  Katanya lebih dekat ke puncak 1 daripada dari cidahu. Tapi bukan merupakan jalur resmi. transportasinya dari ciawi kita naik angkot arah cicurug , turun di pertigaan cimelati, jalan deh.
  • Terakhir jalur Cidahu - Sukabumi, dan ini jalur yang saya gunakan dan yang akan saya bahas juga referensikan untuk yang ingin menggunakan angkutan umum / backpacker.


    Kami berlima berangkat dari jakarta. Meeting point jam 11 malam, dikarenakan belum ada yang belum pernah kesana jadi masih meraba baik trek atau transportasinya. Jika langsung berangkat terlalu pagi sampai sananya, akhirnya menunggu di terminal kp rambutan hingga pengeteman awal, karena bis malam yang terakhir jam 11 / 12 malam. Kami berangkat dari jakarta jam 2 dini hari sampai ciawi kurang lebih jam 3 dgn tarif Rp 10.000/orang. Dilanjutkan dengan angkot biru jurusan cicurug /cidahu, turun di pasar cidahu.di kenakan biaya 10.000/ orang. Dari pasar cidahu hingga pos pendaftaran di kenakan Rp 10.000 - 15.000/orang. Karena cuma bayar Rp 10.000 akhirnya kami di turunka di masjid / warung, kami sampai jam 7.00. istirahat di warung dan sekalian pesan nasi goreng dulu biar langsung naik.


   Dari warung ke pos pendaftaran / simaksi kurang lebih 30 menit perjalanan. Setelah makan dan cukup istirahat menurunkan nasi, kami melanjutkan perjalanan menuju pos pendaftaran. Baiknya juga melengkapi logistik dan air di terminal cidahu, krn di sini hanya ada warung dan agak sedikit mahal dari kita belanja di bawah / alf*m*rt.
Di pos pendaftaran kita mengisi nama - nama dan salah satu no telp yg bisa di hubungi, jika kita turun kembali di cidahu kita di haruskan meninggalkan ktp, jika lintas sesampainya kita di minta memberi kabar ke pos bahwa kita sudah turun di pos yang lain. Biaya simaksi di kenakan Rp 5000/ orang /kunjungan dan Rp 5000/orang /hari untuk bermalam. Dipos ada salah satu petugas bertanya : rencananya camp di mana mas " Puncak" jawab kami serentak. wuih hebat ! " udah biasa mendaki ya "? ya sudah hati - hati ,jawabnya. Waktu menunjukan hampir jam 9 . karena rencananya kami turun di Gunung bunder jadi kami tidak meninggalkan ktp.

pos pendaftaran dan penitipan kendaraan
 Trek awal kita melewati pepohonan yang tersusun rapi dan di jadikan area camping ground sepanjang perjalanan hingga pintu masuk, waktu tempuh kurang lebih 30 - 40 perjalanan. masih ada beberapa warung di kiri kanan jalan.



dari kiri : Ajiel - saya - izul  - aldi - panji
     Awal pendakian jalan sedikit menanjak, beberapa ratus meter kedepan jalannya agak landai. Di tengah perjalanan kita bisa break sejenak dan terdapat aliran air bersih dan aman untuk di konsumsi.






     Tak perlu menambahkan / mengisi air,karena perhentian berikutnya masih terdapat sumber air.  Perhentian berikutnya adalah pos " bajuri" entah apa asal muasalnya bernama pos bajuri.  Waktu tempuh dari pintu masuk kurang lebih 2 jam, jika dari pos / tempat simaksi hingga bajuri waktu tempuhnya kurang lebih 3 jam.
Sampailah kita di pos bajuri yang merupakan jalur cabang atau sebuah pertigaan. Arah jalan yang lurus menuju ke puncak salak 1, arah jalan yang ke kiri menuju kawah ratu dan gunung bunder. Kami break kembali di sini, pos bajuri terdapat sumber air terakhir jika kita akan melanjutkan ke puncak salak 1.
Di sela istirahat ada yang memberi masukan " jika kita turun ke bunder kan sulit tranportasi umum untuk pulangnya, paling tidak kita harus carter mobil dr sana dan tentunya budget ongkos pasti nambah lagi. Akhirnya rempugan dan akhirnya kami batalkan rencana turun gunung bunder. Tapi kita ingin juga sampai di kawah ratu dan itu arah ke gunung bunder. Tanya ke pendaki yang lewat dari arah gunung bunder waktu tempuh dari bajuri hingga kawah ratu membutuhkan waktu 1 jam. Waktu tempuh dari bajuri ke puncak salak kurang lebih 4 jam. Akhirnya kita putuskan ke kawah ratu dulu lalu balik lagi ke bajuri baru arah puncak " itungan ngawur" padahal kita belum tahu trek ke puncak.
  
     Di bajuri kami istirahat sebentar *efisiensi waktu ' lalu kami melanjutkan perjalanan ke kawah ratu hampir satu jam perjalanan. Di kawah ratu kami istirahat sejenak dan mengabadikan foto deh buat bukti. Kami tidak turun ke bawah karena harus kejar - kejaran dengan waktu. setelah dirasa cukup kami bergegas kembali ke pos bajuri.





  Di pertengahan ke arah  pos bajuri ada tanah lapang, kami putuskan istirahat di sini dan memasak air untuk ngopi, masak nasi dan lauk pauk untuk makan siang karena waktu sudah menunjukan jam satu lebih. kurang lebih satu jam break + makan siang di sini.




   Setelah istirahat cukup kami melanjutkan perjalanan menuju pos bajuri yang masih memerlukan waktu setengah jam. Di pos bajuri kami mengambil persediaan air, botol - botol yang kosong kami isi penuh. Ingat "pos bajuri sumber air terakhir sebelum puncak salak 1. kita tidak akan menemukan lagi sumber air hingga puncak.Lalu kami melanjutkan perjalanan kearah puncak.
Baru satu jam perjalanan dari pos bajuri hujan muali turun awalnya gerimis lama kelamaan makin deras.  kabut mulai turun semakin pekat padahal jam baru menunjukan pukul 16.30. dan disisi lain kondisi jalan pun mulai terjal dan curam. Jalur jalan di dominasi batu - batu besar, disisi kiri jurang, serta hujan yang mulai lebat sehingga kita pun tak jarang jalur jalan terlewati air. Kami putuskan melanjutkan perjalanan di antara hujan dan gelapnya hutan di temani jas hujan yang menutupi badan dan sinar baterai. Akhirnya kami sepakat target buka tenda di puncak kami urungkan karena kondisi jalurnya yang sudah gelap di sertai hujan " di mana ada space untuk mendirikan tenda di situ kita akan menghentikan pendakian. Berjam - jam kami berjalan di antara gelapnya malam dan guyuran hujan, sempat ada yang hampir menyerah karena kondisi suhu badan sudah mulai kedinginan. Akhirnya di kegelapan malam terlihat cahaya sebuah tenda " hanya satu tenda. Kami pun mendapatkan space persis disebelahnya kami pun bergegas mendirikan tenda,sempat berkeliling di sekitar untuk mencari yang agak datar tetapi tidak ada pilihan lain. 
Tenda selesai kami pun mulai bergantian masuk untuk saling berganti pakaian dengan pakaian kering. 

     Waktu saat itu menunjukan pukul 20.00. Di dalam tenda kami bergegas memasak air untuk membuat kopi / teh lebih dahulu untuk sekedar menghangatkan badan. Selesai memasak air di lanjutkan memasak nasi untuk makan malam. Tak lama setelah makan selesai pun tak banyak canda karena kondisi fisik sudah terkuras di perjalanan kami semua tidur. 

   Pada sat subuh kira - kira jam 5 pada bangun dan sempat menengo keluar, ternyata puncaknya pun belum terlihat. Akhirnya kembali tidur. Karena saya penasaran jam 6 saya keluar saat mereka masih asik tertidur, saya pun bertekad untuk sampai puncak, ya meskipun kemungkinan mereka gagal sampai puncak dan tidak menyusul, jika saya sampai puncak secara individu mereka gagal  tetapi secara tim pendakian sudah berhasil .
Dari tenda jalur nampak terlihat jelas" curam licin dan becek. Di kiri jalur nampak jurang terlihat jelas jadi lebih berhati - hati lagi. Perbekalan air saya hanya bawa satu botol  ukuran 600ml. sebelum puncak kita akan melewati puncak bayangan, di sini mungkin bisa untuk di mendirikan 5 - 7 tenda. Di puncak bayangan ada beberapa yang didirikan , mereka pun tidak berniat mendirikan disini, karena kondisi hujan mereka pun menghentikan pendakian dan mendirikan tenda di puncak bayangan. 

     Dari puncak bayangan ke puncak salak satu masih memerlukan waktu lebih kurang 30 - 40 menit. dan perjalanan dari sini lebih curam dan perlu ekstra kehati - hatian lagi , di perjalanan kita pun di paksa beberapa kali berpegangan tali yang sudah di sediakan petugas demi mencapai puncak. Mirip trek menuju puncak kenteng songo merbabu jika via wekas. itu pengalaman saya di merbabu yang nanti akan kita bahas di blog ini.


   Ketika hampir sampai puncak di tandai dengan pohon - pohon yang ujung rantingnya sudah tidak berdaun.



  
      Jika  sudah sampai sini beberapa puluh meter  di depan tenda pendaki lainnya sudah mulai terlihat. Sempat habis perbekalan air dan saya sempat minta ke pendaki lain sekedar penghilang dahaga. Di area puncak lahan cukup untuk puluhan tenda.
   " Toch down ... Puncak salak
puncak salak I
Meskipun sunrise  sudah terlalu siang, paling tidak target puncak tetap berahasil untuk team. dari sini kita bisa melihat pemandangan gunung gede pangrango jika cuaca cerah seperti ini. view yang lainnya hanya ter lihat sebagian, karena sebagian yang lain tertutup pepohonan.
gunung salak

gunung salak
Gunung gede pangrango dari puncak salak I


     Banyak pendaki lain pun yang kehabisan perbekalan air, di puncak ada kubangan air seperti bak mandi untuk menampung air hujan. Air inipun menjadi rebutan pendaki, meskipun rasanya sudah sedikit berubah. 
Tak lama di puncak saya pun bergegas turun , takut mereka mencari - cari. Eh di tengah perjalanan saya bertemu ke 4 yang lainnya mereka akan menuju puncak. Saya putuskan kembali ke tenda dan menyiapkan makan, mereka meneruskan perjalanan. tanggung katanya ga afdol kl ga sampe puncak.
nih buktinya ! mereka tunjukan sesampainya ke tenda. meskipun cuacanya sudah tidak cerah.

   Di perjalanan turun tenda banyak yang mampir untuk meminta air menghilangkan dahaga, sempat di bagikan sedikit. Begitu mereka tiba sarapan dan repacking untuk persiapan turun.

Sepatu sudah tertutup lumpur krn tak ada pilihan pijakan
Istirahat sejenak di pos bajuri dan membersihkan celana dan sepatu lalu mengganti dengan pakaian bersih karena trek dari bajuri ke pos jalananya kering.
Sampai dipos melapor ulang , istirahat dan membersihkan diri sambil menunggu angkot yang di panggilkan petugas untuk mengantar hingga jalan raya sukabumi. Di kenakan tarif Rp 15.000/orang, lalu di sambung angkot lain hingga ciawi Rp 10.000/ orang dan di lanjut dengan bus ke jakarta Rp 10.000/orang.

    *Untuk yang ingin mendaki ke gunung salak terutama lewat cidahu persiapan dengan matang waktu tempuh Pos simaksi - Bajuri +/- 3 jam. Bajuri - kawah ratu (arah Gn bunder) +/- satu jam. Bajuri - Gunung bunder +/- 4 jam. Bajuri - Puncak salak I adalah 4 -5 jam.
  Selamat mencoba kawan, jangan lupa hati - hati.