Kisah perjalanan kali ini adalah perjalanan ke sala satu gunung terfavorit bagi para pendaki Indonesia, berada di kabupaten Malang dan Lumajang Jawa timur. Juga merupakan gunung tertinggi yang berada di pulau jawa "
Yang terakhir namanya Derry, tapi kebetulan saya gak punya foto yang lagi sendiriannya.
Perjalanan kami dari Jakarta - Malang di tempuh dengan moda transportasi kereta api Matarmaja dari stasiun senen - Malang kota baru, tiba di stasiun malang pagi hari. Karena sudah melakukan kordinasi dengan salah satu teman yang di malang jauh - jauh hari, setibanya di stasiun malang kami sudah di tunggu 2 angkot untuk di antar ke pemilik jeep " Mas Helmi " di rumahnya. Biaya carter angkot Rp 150.000 kami carter 2angkot. Dirumah mas helmi memberikan kelengkapan KTP dan surat dokter sebagai kelengkapan administrasi, karena form sudah di isi teman. Istirahat kurang lebih satu jam sebelum melanjutkan perjalanan ke ranu pani. Di tengah perjalanan ke ranu pani biasanya jeep memberhentikan mobilnya untuk ambil spot bukit teletubies, sugest si supir agar mampir lagi kemari, hehe bisa aja tukang jeep. Tiba di ranu pani sebelum dzuhur,karena bertepatan hari jum'at kami shalat jum'at dahulu di masjid yang ada di kampung ranu pani. Biaya transport jeep Rp 700.000
Umumnya transportasi dari stasiun malang kota baru kita harus naik angkot ke tumpang dan laporan ke perhutani, jika kurang tahu bisa tanya di alfamart yang ada di tumpang. Kurang lebih biaya angkot ke tumpang Rp 10.000 / orang. Disini kita mengisi formulir dan menyerahkan foto copy ktp dan surat dokter. Dari sini kita naik angkot lagi ke tempat mobil jeep standby yang berada di gubuk klakah Rp 10.000 / orang. Mobil jeep hingga ranu pani Rp 700.000 / mobil, bisa di isi sampai 14 orang jadi tinggal bagi rata.
Selesai shalat jum'at kami kumpul di aula untuk mendengarkan briefing dari para petugas sukarelawan dan rangger sebelum memulai pendakian. Sebelumnya kita membayar simaksi yang tak jauh dari aula, berapa ya lupa Rp 17.500 / 22.500 dan pengumpulan formulir bermaterai karena ijin pendakian dan asuransi TNBTS hanya sampai kali mati, jika ingin sampai puncak resiko di tanggung sendiri. Di sana kita di beri nasihat / saran tentang jalur - jalur yang ada, karakteristik, larangan, tips, team work dan anjuran menjaga prilaku di alam dan tidak membuang sampah sembarangan.
Selesai briefing tas kita akan di periksa satu persatu untuk memastikan kelengkapan pendakian, demi menjaga keselamatan dan jika ada barang yang tidak pantas / berbahaya di bawa selama pendakian.
Selesai itu bagi yang ingin melengkapi logistik atau makan di ranu pani banyak warung - warung menyediakan makanan.
Selesai makan dan nasi sudah turun, kurang lebih jam 2 siang kami start pendakian menuju Ranu kumbolo. Karena informasi dari ranu pani ke ranu kumbolo memakan waktu kurang lebih 4 jam.
Jalur rute yang akan kita lewati : Ranu pani - Landengan dowo - Watu rejeng - Ranukumbolo, terdapat 4 pos atau shelter hingga ranu kumbolo.
Setelah melewati gerbang kita menelusuri perkebunan penduduk lalu ambil jalan yang sedikit menanjak ke kiri dan terus mengikuti jalurnya hingga sampai pos 1. Dari pos 1 menuju pos 2 tidak terlalu jauh jalan pun cukup landai. Dari pos 2 ke pos 3 waktu tempuh sedikit lebih jauh dan sudah memasuki area hutan cemara dan pinus dan kondisi jalur sudah di pinggiran jurang. Setelah itu kita akan menemui tanjakan yang lumayan curam sebelum akhirnya kembali landai dan bahkan makin menurun menuju pos 4 karena pemandangan ranu kumbolo dan tenda tenda yang sudah mulai terlihat menyala, magrib kami tiba di pos 4. Di pos 4 kami istirahat sejenak menunggu semua rombongan kumpul. Lebih kurang 15 menit kami istirahat dan menunggu semua rombongan terkumpul.
Oh ya tak perlu mengeluarkan banyak camilan dari ranu pani hingga pos 4, karena setiap pos ada yang menjajakan gorengan dan potongan semangka untuk sekedar penambah tenaga.
|
dari parkiran ranu pani menuju tempat briefing |
|
suasana briefing |
|
menuju start pendakian |
|
gerbang awal pendakian |
Selanjutnya kami mulai menuruni Ranu kumbolo, turunan lumayan curam dan licin apalagi jika musim hujan, jadi harus lebih hati - hati. Sampai di ranu kumbolo kami memilih tempat berkemah di sisi yang berdekatan dengan tanjakan cinta, karena informasi yang di dapat view sunrise yang ada di tanjakan cinta lebih bagus dan untuk melanjutkan perjalanan kita tinggal naik ke tanjakan cinta. Untuk sampai sini kita harus berjalan kurang lebih 15 menit lagi.
Sampai di lokasi untuk membuat tenda kami bergegas mendirikan tenda karena hari sudah malam dan suhu udara sudah dingin menusuk tulang.
Ranu kumbolo
Ranu kumbolo adalah danau yang ada di lembah di kaki gunung semeru seluas 15 hektare. Suhunya bisa mencapai 0 hingga -5 derajat celcius, jadi untuk kawasan ini perlengkapan penghangat tubuh seperti sleping bag, jaket, sarung tangan dan lainnya harus lebih extra. Tak jarang begitu bangun pagi pendaki akan melihat butiran - butiran es di tenda dan di rerumputan. Di ranu kumbolo juga sangat - sangat tidak di anjurkan mandi / berenang, karena pernah ada yang berenang tapi di tengah dia beku dan akhirnya tenggelam.
Selesai tenda berdiri kami segera bagi tugas, ada yang memasak air untuk membuat minuman penghangat badan, sebagian kelompok lagi memasak makanan.Untuk air kita bisa langsung bisa ambil di pinggir danau. Jika ingin praktis di sini juga ada beberapa yang menjajakan makanan dan minuman di bangunan yang biasa di gunakan tempat porter dan para pengawas gunakan untuk tempat mereka beristirahat.
Ingat di Ranu kumbolo juga tidak di perbolehkan untuk mencuci peralatan makanan dan lainnya, demi menjaga kebersihan danau, kita hanya di perbolehkan mengambil air dan membawanya ke darat, baik untuk memasak maupun untuk membersihkan peralatan atau buang air kecil / BAB. Untuk fasilitas toilet, di ranu kumbolo terdapat toilet kering guna mengantisipasi pedaki yang asal - asalan buang kotorannya sembarangan. Toilet kering ! tak perlu di bayangkan apalagi aromanya, nikmati saja. hihihi ....
Selesai menyantap makanan kami pun bergegas tidur karena kondisi badan sudah mulai lelah dan suhu sudah mulai dingin.
Pagi tiba dan kami pun bercanda ria menikmati indahnya ranu kumbolo, menikmati saat dimana sang mentari muncul perlahan di balik bukit. Bergantian berpose dan mengabadikan indahnya ranu kumbolo dan bukit - bukit di sekitarnya. Setelah mentari terbit dan koleksi foto masing - masing sudah lumayan banyak, kami berbagi tugas. Sebagian ada yang bertugas memasak nasi dan lauk pauk untuk makan, terutama para wanitanya sebagian memasak air untuk membuat kopi dan teh juga mempersiapkan peralatan makan.
Setelah dirasa cukup di ranu kumbolo, karena tidak akan ada cukupnya jika di teruskan. Kami bergegas repacking agar tak kesorean sampai dikali mati, dikarenakan tepat tengah malam nanti persiapan summit ke puncak.
Kali ini setelah perlengkapan dan peralatan pribadi selesai di packing, maka tugas para pria membongkar dan melipat tenda.
Tanjakan cinta - Oro oro ombo
Selesai repacking kami melanjutkan perjalanan, rute berikutnya adalah melewati tanjakan cinta.
Tanjakan cinta berada persis di belakang ranu kumbolo. Untuk asal usul di berinama tanjakan cinta, silahkan mampir di blog sebelah ya . hehe...
Tanjakan cinta mempunyai tanjakan yang tingkat kemiringannya dan lumayan tinggi, mungkin waktu yang di butuhkan sampai atas kurang lebih 20 - 30 menit. Lumayan menguras tenaga, dan jika hujan bahkan kondisi jalurnya cukup licin.
|
tanjakan cinta di awal matahari muncul kira-kira jam 7 pagi |
|
tanjakan cinta tertutup tenda dan bangunan kira - kira jam 9 pagi |
|
pendakian di tanjakan cinta kira - kira jam 10 |
|
lelah yang tak bisa di sembunyikan :) |
Kondisi cuaca di pegunungan tidak bisa di prediksi, jadi persiapkan dengan matang untuk perlengkapan dan peralatan baik untuk medan panas ataupun hujan. Pengalaman saya di Ranu kumbolo dan tanjakan cinta bisa di jadikan pelajaran, kondisi alam bisa berubah drastis dari terik ke mendung bahkan hujan.
Sampai di atas tanjakan cinta kami istirahat sejenak mengatur nafas dan menikmati pemandangan, karena tak lama kemudian pandangan kembali terang dan kabut sedikit demi sedikit mulai menghilang. Mulai terlihat hamparan oro - oro ombo dan sekitarnya.
Untuk sampai oro - oro ombo kita hanya tinggal melewati turunan, kondisinya pun tak kalah curam dan licin seperti ketika naik. Sebelum turunan ada juga jalan setapak di kiri jalan, itu jika kita ingin melewati oro - oro ombo. Tapi untuk melewatinya perjalanan agak sedikit lebih jauh, biasanya jalur ini di gunakan bagi yang ingin melakukan pendakian malam. Tapi sayang sih jika kita melewatkan oro - oro ombo, karena lokasi ini juga lokasi favorite pendaki mengambil dan berfose landscape hamparan bunga yang mirip lavender ini.
|
pemandangan di atas tanjakan cinta " |
Oro ombo tidak di anjurkan di lewati malam karena kawasan ini sering di lintasi dan lahan mencari mangsa binatang liar seperti macan tutul, srigala, babi hutan dan lain sebagainya. Seperti yang telah di jelaskan oleh petugas dan kakak - kakak senior kita ketika briefing di ranu pani.
Oro ombo merupakan lahan seluas 20 hektare ini banyak di tumbuhi bunga ungu seperti lavender, padahal tumbuhan ini bukanlah pohon lavender. Tumbunhan ungu ini sejenis semak berasal dari amerika latin. Meskipun cukup indah ketika berbunga, semak ini bersifat invasif dan dapat mengganggu ekosistem lainnya. Tumbuhan ini berkembang cukup pesat, keberadaannya kini pun sudah mulai menyebar hingga ranu pani bahkan di kawasan bromo pun konon sudah ada pohon ini.
Oleh karenanya keberadaannya menjadi simalakama bagi TNBTS, di satu sisi tanaman ini menjadi kawasan endemik yang ada di TNBTS di sisi lain tanaman ini akan menyebar cepat dan mengganggu ekosistem lain.
Biasanya bunga ini berbunga dan merekah di bulan Mei - Juni. Makanya jika ingin melihatnya atau berfose di kawasan ini ketika merekah, baiknya kita mengunjunginya di bulan - bulan ini.
|
Melewati oro - oro ombo |
Cemoro kandang - Jambangan
Setelah melewati oro - oro ombo, selanjutnya kita akan tiba di pos Cemoro kandang. Jika siang hari di pos ini juga terdapat yang menjual gorengan dan semangka. Malam hari pos ini kosong, karena masih satu area dengan oro- oro ombo.
Dari Cemoro kandang ke pos Jambangan perjalanan lambat laun semakin menanjak, melewati jalan setapak dengan menembus hutan pinus. Kurang lebih 2 - 3 jam waktu yang di butuhkan dari Cemoro kandang hingga pos Jambangan. Di Jambangan pun kita dapat menemukan penjual gorengan dan semangka sebagai penambah kalori. Dari pos ini kita bisa melihat puncak semeru dengan cukup jelas.
Dari jambangan - Kalimati hanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit lagi.
|
Puncak semeru sudah nampak jelas dari pos Jambangan |
Kali mati
Kurang lebih 30 menit dari pos jambangan kita akan menemui pos terakhir sebelum summit " Kali Mati ". Pos kali mati berupa hamparan tanah lapang dan sabana.
Sampai di kalimati bergegas mendirikan tenda , istirahat sejenak melepas lelah dan memasak nasi dan lauk pauk untuk makan. Selesai makan kami pun bersantai dan mulai berkeliling di area kali mati hingga matahari tenggelam. Setelah magrib ada baiknya yang akan sumit bergegas tidur karena kita akan bangun tengah malam untuk melakukan perjalanan ke puncak, karena waktu tempuh ke puncak rata - rata 6 jam. Ada baiknya juga sebelum tidur kita memasak nasi dan lauknya untuk sarapan sebelum sumit. Persiapkan perbekalan terutama air minimal / orang satu botol besar ukuran 1,5 liter.
Di kalimati saat ini semua pendaki di anjurkan untuk membuka tenda, sebelumnya banyak yang buka tenda sebelum arcopodo, karena bisa memangkas waktu tempuh summit selisih satu jam. Di karenakan Arcopodo longsor dan hanya bisa di lewati jalan setapak dengan jurang di kiri - kanannya, jika di jadikan jalan sumit untuk malam hari terlalu beresiko saat ini jalur arcopodo di larang untuk jalur pendakian. Jalur yang baru menuju puncak mahameru saat ini berada tak jauh dari pos.
Di kali matipun saat ini sudah di bangun toilet umum kering seperti di Ranu kumbolo.
Untuk pengganjal lapar disini banyak juga yang menyediakan nasi bungkus dan lagi - lagi "Semangka".
Untuk sumber air di kalimati berada di mata air Sumber mani, kita harus menempuh perjalanan dari kalimati kurang lebih 1 - 1,5 jam untuk pulang pergi. Jika ingin menghemat tenaga banyak porter dan penduduk yang berada di pos yang menjajakan air sumber mani dengan harga Rp 10.000 / botol ukuran 1,5 liter.
Summit Mahameru
Sempat terbesit mungkin pendakian kali ini gagal summit, karena setelah maghrib hujan turun dan tak kunjung reda. Yang tidur ya puas tidur kecapean, yang penasaran mah tidur - tidur ayam aja. Eh alam sedang berpihak waktu itu, tengah malam hujan reda. Akhirnya semua yang di tenda dibangunkan, pendaki yang lain pun sudah mulai ramai di luar.
Setelah semua bangun kemudian buat air hangat dan juga sarapan dan mempersiapkan perbekalan cemilan dan air. Kami mulai start pendakian jam 1.00 pagi, ada 2 orang yang memutuskan tinggal " fitriah dan azman " karena ragu. Hikmahnya mereka tidak ikut summit adalah cukup banyak stok air yang ada karena mereka mengambilnya ke sumber mani ketika kami summit dan nasi dan lauk pauknya yang sudah matang siap santap.
Kami start untuk summit jam 1 pagi, di tengah perjalanan pun hujan kembali turun meskipun hanya gerimis. Untungnya jas hujan sudah di persiapkan jadi tinggal memakainya saja.
Perjalanan awal kita melewati pepohonan pinus hingga batas vegetasi makin lama kondisi jalan semakin menanjak dan berpasir. Waktu yang di butuhkan dari kali mati hingga batas vegetasi kurang lebih 1 jam perjalanan.
Setelah melewati vegtasi kini track jalurnya adalah berupa pasir. Perjalanan seperti jalan di tempat, 3 langkah yang di dapat satu langkah. Setiap kita melahkahkan kaki kita yang terbenam di pasir, kaki akan ikut turun kembali ke awal. Terkadang batu ikut terangkat ke luar atau batu yang kita pijak malah lepas / tergusur menggelinding, insiden seperti ini yang sering membuat celaka pendaki lain yang berada di bawahnya bahkan kadang berakhir dengan kematian. Jadi butuh kewaspadaan dan kehati - hatian setiap pendaki.
Di tengah perjalanan kami di suguhi pemandagan metamorfosa langit dari gelap ke terang, karena proses matahari terbit pun kami masih berada di tengah perjalanan. Ya pemandangan yang menakjubkan untuk mengobati lelah selama perjalanan.
Di tengah perjalanan mohsen cedera, kakiknya terkilir' akhirnya dia memutuskan untuk turun. Sebagian lainnya juga hampir putus asa, karena fisiknya sudah mulai lemah dan persediaan air sudah habis. Akan tetapi dengan support dan sugesti dari teman yang lainnya, akhirnya mereka mau berusaha dan mereka semua pun sampai di atap mahameru
Touch down ...... !
Perjalanan menggapai atap mahameru 3676 mdpl berhasil kami gapai.
Bukan karena ingin menunjukan kami kuat
Bukan karena ingin menunjukan kami tangguh
Bukan juga menunjukan kami perkasa
Jika pemikiran kita hanya sebatas itu
Itu sangat di sayangkan bukan
Berapa rupiah yang kita keluarkan
Berapa jam kita harus habiskan di kereta
Berapa jam perjalanan yang kita butuhkan
Berapa ratus kilometer yang harus kita tempuh
Kita berdiri di atas ini belajar tentang arti kehidupan
Bahwa untuk mencapai target seberapapun kita perlu usaha
Bahwa untuk mencapai target itu kita perlu kerja sama
Bahwa untuk mencapai target kita perlu rencana
Bekali fisikmu
Bekali pengetahuanmu
dan Lengkapi peralatanmu
Urusan sampai atau tidak paling tidak kita pernah mencoba
Perjalanan untuk turun pun tak kalah menantang, tetapi untuk turun kita bisa lari. Kebalikan dari summit, jika waktu naik kita 3 langkah hanya dapat 1 langkah ketika turun berlari selangkah bisa dapat 2 - 3 langkah. Tetapi tetap kita harus berhati -hati , takutnya ada batu yang terangkat dan menggelinding, maka yang kena yang di bawah. Jangan lupa tetap berada di satu jalur, di kahawatirkan kita malah tak kontrol malah berujung terperosok ke jalur menuju arah jurang.
Tapi lebih sfety sih kita berjalan biasa saja.
Jalur turun kami pilih arah arcopodo, meskipun jalur di bawahnya sudah longsor tapi jika kita tetap hati - hati dan tidak bercanda sisa jalan setapaknya masih aman untuk di lewati. Sampai di arcopodo semua istirahat total dan rebahan, karena dehidrasi sejak dari tengah perjalanan summit sudah kehabisan air. Waktu turun karena sedikit jalan cepat hanya menghabiskan waktu tak sampai 2 jam hingga arcopodo. Setelah dirasa suhu mulai stabil kami melanjutkan perjalanan ke pos kali mati.
Sesampainya di kalimati kami sudah di sambut dengan berbotol - botol air dan nasi yang sudah siap di santap karena yang dua orang tidak ikut summit dan satu yang gagal karena cedera sudah berinisiatif membuatkannya "
thank you brother ^_^ " .
Setelah capai dan pegal hilang kurang lebih 2 jam mengistirahatkan badan, kami semua bergegas repacking ulang untuk segera turun ke ranu kumbolo demi mengejar kereta esok sore.
Perjalanan turun
Maunya sih langsung tidur, apa daya lusa harus sudah tiba di jakarta jadi ya lanjut deh turun.
Begitulah sifat manusia dengan di beri sedikit tekanan dan sugesti yang ada di kepala, kalau - kalau telat bisa di omelin bos di kantor malah mungkin bisa jelek dimata bos dan berujung pemecatan, cakra yang ada pun akhirnya terpaksa dikeluarkan dari dalam tubuh ini : )
Setelah ashar kurang lebih jam 15.30 kami mulai perjalanan karena khawatir terlalu malam sampai ranu kumbolo, ingat pesan juga oro - oro ombo tidak di referensikan di lalui malam.
Sampai pos cemoro kandang pas magrib, istirahat sebentar lalu mulai melanjutkan perjalanan. Karena sudah gelap akhirnya kami jalan melipir ki kanan oro - oro ombo agak naik ke atas melewati samping oro - oro ombo, meskipun agak sedikit menambah jarak tempuh tapi tak mau ambil resiko bertemu si dia (macan, srigala, babi hutan dan lainnya ).
Sampai di Ranu kumbolo kuarang lebih jam 19.00, rencana awal kami bermalam di ranu kumbolo lalu pagi harinya langsung packing dan turun. Tetapi ada beberapa usul untuk langsung melanjutkan perjalanan dan menginap di ranu pani, karena badan sudah lelah dan suhu juga sangat dingin repot kalau harus bongkar tas dan mendirikan tenda. Meskipun saya sendiri merasa letih tapi karena suara terbanyak memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, akhirnya semua sepakat untuk melanjutkan perjalanan hingga ke ranu pani.
Jalur turun dari ranu kumbolo ke ranu pani kami pilih jalur yang berbeda ketika kami naik. Jalur turun kami pilih arah
' ayak - ayak ' . Jalur ayak - ayak bukan jalur resmi, jalur ini biasa di gunakan oleh porter dan penduduk setempat untuk jalur pintas. Jalurnya pun panjang hanya sekali naiik lalu turuun, baik dari arah ranu pani - ranu kumbolo ataupun sebaliknya. Jalur ini berada di samping jurang sehingga tidak di rokemendasikan untuk di daki malam, tapi karena ada porter yang menunjukan arah jalan, akhirnya jalur ini kami iyakan.
Beberapa kali kami berhenti karena perjalanan terus menanjak, sampai tiap berhenti saya beberapa kali tertidur menunggu yang lain, sesudahnya perjalanan terus menurun hingga perkebunan penduduk. Tapi saya rasa perjalanannya hampir sama, hanya tidak naik turun seperti jalur melewati landengan dowo dan watu rejeng. Tiba di ranu pani jam 23.00 kami langsung cari makan yang masih buka karena kondisi juga sudah mulai lapar.
Di ranu pani sebenarnya ada aula khusus bagi yang ingin sekedar menginap tapi dindingnya hanya separuh dan beralantai keramik jadi dinginnya juga lumayan menusuk tulang. Akhirnya pemilik warung menawarkan ruangannya tapi jauh lebih baik karena ruangannya tertutup meskipun hanya sebagian yang masuk, sebagian lagi tidur di luar. Tak lama setelah makan kami bergegas memberihkan diri walaupun hanya cuci kaki, muka dan tangan lalu pergi tidur.
Keesokan harinya kami sempat jalan - jalan sebentar di sekitar Ranu pani karena mobil janji menjemput jam 11 siang, karena kami menginap malam akhirnya kami meminta bantuan pemilik warung untuk menelpon pemilik jeep " mas Helmi " agar lebih awal menjemput. Jeep datang jam 10 pagi, lebih awal satu jam.
Sampai di rumah mas Helmi kami sudah di tunggu angkot untuk mengantar kami ke stasiun. Sebelum ke stasiun Malang kami sempat mampir ke tempat oleh - oleh khas malang di antar si sopir angkot. Akhirnya Alhamdulillah kami semua tiba di Jakarta dengan selamat dan sesuai yang di jadwalkan.
|
jalan santai di ranu pani sebelum pulang |
|
masih di area ranu pani |
|
sebelum naik jeep arah pulang |
* Tips
- Baiknya kita sampai di ranu kumbolo sebelum gelap, karena udaranya sangat dingin kadang di perjalanan kabut sudah tebal.
- Bawa jaket, sarung tangan, sleping bag dan lainnya yang bisa menjaga dari kondisi dingin, karena suhu di ranu kumbolo sangat dingin
- Jangan coba - coba berenang di ranukumbolo
- Baiknya tidak melewati oro - oro ombo di malam hari, karena lintasan binatang liar
- ketika summit baiknya per orang membawa satu botol besar air 1,5 liter
- Tetap hati - hati dan waspada ketika summit, selain harus bisa menjaga keselamatan diri juga keselamatan orang lainnya
- Jika ingin agak ringan sewalah porter per kelompok untuk 2 hari 3 malam Rp 350.000 - 450.000 dia akan membawakanmu logistik dan tendamu serta memasangkannya. Memasak dan menyuplai kebutuhan airmu selama di gunung, setelah selesai menyiapkan kebutuhanmu, biarkan dia akan mencari sampingan porter angkut
- Jangan lupa jaga kelestarian alamnya dengan aksi kecil sampahnya di bawa turun