Minggu, 13 Desember 2015

Hamparan gugusan batu di gunung Lingga ratu

 " Lain ladang lain belalang lain gunung lain pula sensasinya "
   Biasanya gunung ini sih hanya di lewati saja kalau pulang kampung, hingga suatu saat rasa penasaran muncul untuk mencobanya. Ya akhirnya memberanikan dirilah untuk melihat hamparan - hamparan batu yang ada di puncaknya. Tak ada yang bisa di ajak 'akhirnya ya sudah pergi sendiri. 

   Lingga ratu sendiri memiliki makna gugusan/hamparan batu " Lingga berarti batu dan Ratu yang berarti gugusan/hamparan"  Oleh karena itu di Makam Linggaratu banyak terdapat gugusan/ hamparan batu-batu besar yang tersusun unik dan berbentuk tumpukan batu-batu besar yang menjulang tinggi dan menarik.



    Atau dalam arti lain " Lingga itu merupakan ciri / simbol lelaki , jika simbol wanita  itu " yoni "dan ratu bisa berarti raja " oleh karena itu juga gugusan batu sebagian besar mirip simbol kejantanan lelaki dan besar - besar di antara lingga - lingga yang ada di indonesia  terutama gugusan batu yang paling tinggi dan terpisah .
batu lingga tertinggi dan terpisah dari gugusan lain


   Tak banyak yang mengetahui keberadaan bukit / gunung ini baik dikalangan pendaki asal garut ataupun pendaki di luar kota Garut. Mungkin tertutupi dengan nama besar Gunung Papandayan, Guntur, cikuray ," PaGuCi " , Talaga bodas, air panas Darajat, dan lain sebagainya. Gunung / bukit lingga belum termasuk kawasan wisata, jadi untuk mendapatkan informasinya masih minim, meskipun aksesnya cukup mudah.
Lebih dominan yang mengunjungi lingga ratu ini kebanyakan untuk berziarah, karena tepat di awal hutan pinus terdapat sebuah makam keramat yang di kelilingi pagar kayu. Konon merupakan makam Prabu kingking , beliau nenek moyang dan penyebar agama islam di bukit ini. Ada kabar lainnya yang menyebutkan makam jalak harupat " panglima perang prabu kiansantang. Makam ini di perkirakan lebih dari 13 abad. Wallahu alam.... tetapi di makam ini juga kadang di jaga oleh kuncen yang merawat makam.

     Lingga ratu terletak di kampung babakan sukasirna, desa sindang palay kecamatan karang pawitan - Garut. Untuk sampai ke lingga ratu paling mudah jika kita dari terminal Garut naik angkot jurusan cibatu atau Wanaraja  Rp 5.000 turun di pangkalan ojek sindang palay / lawang maung lebih familiar, karena di pangkalan ojek ini terdapat patung macan. Di lanjutkan dengan ojek Rp 10.000 kurang lebih 2 km menanjak hingga kampung terakhir.
Bilang saja ke tukang ojeknya mau ke lingga ratu nanti dia akan menurunkan di sebuah plang yang menunjukan jalan setapak ke lingga ratu. Waktu saya kesana kondisi jalannya sudah tertutup ilalang, jadi terpaksa saya ambil jalan sedikit melipir melewati kebun penduduk. Karena mayoritas pengunjungnya merupakan wisatawan yang memiliki minat sangat terspesialisasi, yaitu mereka yang secara rutin melakukan wisata ziarah' belum lagi kurangnya kepedulian dari masyarakat sekitar jadi ya kondisi jalan lebih seringnya tertutup semak / ilalang. Fasilitas penunjang lainnya pun seperti pos / selter belum ada sama sekali.

   Begitu memasuki hutan pinus kita akan menemui makam keramat yang di kelilingi pagar bambu di sebelah kanan. Karena niat saya bukan untuk ziarah, saya lewati saja makam ini.
Kondisi jalan setelah makam saya juga melipir sedikit, kondisi jalan agak tertutup rumput tapi masih jelas, sesekali kita akan menemui pohon tumbang bahkan menghalangi jalur. Lama kelamaan akan melewati hutan pinus kembali, dan sepertinya sudah separuh perjalanan . Kondisi waktu itu masih di selimuti kabut , padahal sudah menunjukan jam 6.30 . Saya start dari pangkalan ojek jam 5.30.



    Trek berikutnya melewati jalan setapak berupa punggungan dengan jurang di sebelah kanan dan kiri jalan hingga kita menemui gugusan - gugusan batu. Sampai di gugusan batu kurang lebih jam 7.30 . Jika cuaca cerah kota garut pun konon terlihat jelas .
Kondisi meskipun sudah siang matahari tak terlihat karena kabut masih tebal di sertai hembusan angin kencang membawa embun dan bunyi desiran, jika menerpa pepohonan maka ada air berjatuhan di bawahnya seperti hujan. Hmm... terbayang deh sunyinya alam kalo sendirian .Sempat bersantai sesaat hingga tersadar jaket pun basah. Akhirnya saya pun turun ke bawah.




     Untuk turun ada tangga yang mungkin di buat oleh penduduk setempat untuk turun. Dari bawah tampak jelas batu - batu ini menjulang.




   Lokasi di bawah terdapat beberapa space untuk mendirikan tenda, selain lahannya cukup datar batu juga bisa melindungi dari terpaan angin. terlihat ada sisa - sisa pembakaran api unggun . Jika berencana berkemah sediakan perbekalan air yang cukup, karena menuju sumber air lumayan jauh turun ke bawah. 


   Jika berencana ke sini baiknya tidak sendirian, karena masih jarang pengunjung. Binatang lainnya yang sering terlihat ;  babi hutan, monyet, burung dan lain - lain. Waktu tempuh perjalanan 1,5 - 2 jam . Jadi jika agan - agan ingin mencoba suasana baru / tantangan baru, bolehlah sesekali mencoba keasrian gunung yang satu ini, sekalian uji nyali haha.... Tapi ingat jaga dan rawat kebersihannya terutama vandalisme seperti yang sudah banyak tergores di batu - batu.

Minggu, 06 Desember 2015

Perhitungan yang meleset di pendakian gunung salak

    Salak " kalo di beri awalannya buah, manisan, biji, atau keripik sih, siapa juga doyan dan pasti berani makannya, tapi kalo awalannya " Gunung" itu baru kesannya gimana gitu ... Gunung salak" bukan karena gunungnya mirip buah salak / gunungnya di penuhi pohon salak. Gunung salak berasal dari bahasa sansakerta "salaka" yang berarti perak, karena lidah indonesia terbiasa cari nama yg gampang dan mudah di ingat akhiran "a nya yang di hilangkan jadilah sebutannya hingga kini Gunung salak.
Sebenarnya Gunung salak dahulu tidak begitu familiar di kalangan para pendaki terutama pendaki diluar jawa barat apalagi di nusantara, tapi karena tragedi kejadian pesawat sukhoi yang terjatuh tahun 2012 silam di gunug ini akhirnya namanyapun mencuat di nusantara, karena seringnya di beritakan di berbagai media.  Di jawa barat pun tidak begitu di favoritkan para pendaki, terutama pendaki pemula, selain banyak isu angker dan masih lekat mistisnya di masyarakat. Sudah banyak sih cerita - cerita aneh yang di dengar, tapi di dorong rasa penasaran akhirnya tetap berangkat.
Puncak salak 1
   Gunung salak berada di kawasan sukabumi dan bogor jawa barat dan di kelola oleh Taman nasional gunung halimun - salak. Gunung salak kalo tidak salah memiliki 4 puncak 
  • Puncak tertinggi di sebut Puncak salak 1 : 2211 mdpl, merupakan puncak yang sering di jadikan target puncak tujuan utama para pendaki.
  •  Puncak salak 2 : 2180 mdpl 
  • puncak 3 " puncak sumbul" : 1926 mdpl dan puncak satunya saya lupa informasinya , hehe...
     Gunung salakpun memiliki beberapa kawah : kawah ratu, kawah cikuluwung putri, dan kawah hirup.
Penguasa gunung salak di yakini bernama "wiro sajagat" adik dari penguasa Gunung gede "Surya kencana" dan kakak dari penguasa gunung jayanti di Pelabuhan ratu.
Gunung salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung hingga puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini lembab juga tidak mudah terlihat. Hal ini seringkali enipu pendaki " tidak di sarankan untuk di daki malam hari" terlalu beresiko, kadang masih terdapat juga pacet pohon. Dari tingkat kesulitan dan karakteristiknya gunung ini kurang bagus direferensikan buat pemula.

   Gunung salak dapat di daki melalui beberapa jalur : ( tetapi jalur resmi dari gunung bunder dan cidahu) 
  • Curug nangka - ciapus,  puncak yang lebih dulu sampai adalah puncak dua. setelah itu bisa lanjut ke puncak salak 1. jika kita ingin kita juga bisa mengunjungi candi / pura masa prabu siliwangi yang berada masih di bawah kaki gunung salak . Transportasi : Stasiun bogor - angkot 03 arah ciapus turun di gerbang curug nangka. 
  • Gunung bunder, ini pun lokasi favorit karena masih banyak curug - curug yang di jadikan tempat wisata / camping ground, bahkan tujuan kawah ratu. Rute ini paling ramai pengunjung. Transportasi : dari stasiun bogor naik angkot 03 arah lewi liang lalu di lanjut ke arah cibatok / carter hingga tujuan. Tapi jika ingin kekawah ratu / puncak kita di referensikan / agak sedikit di haruskan untuk sewa gaek / porter. ya mungkin memberdayakan penduduk lokal setempat, tapi ambil sisi fositipnya saja kan jadi safety first gitu.
  • Jalur cimelati, sebelum cicurug Sukabumi.  Katanya lebih dekat ke puncak 1 daripada dari cidahu. Tapi bukan merupakan jalur resmi. transportasinya dari ciawi kita naik angkot arah cicurug , turun di pertigaan cimelati, jalan deh.
  • Terakhir jalur Cidahu - Sukabumi, dan ini jalur yang saya gunakan dan yang akan saya bahas juga referensikan untuk yang ingin menggunakan angkutan umum / backpacker.


    Kami berlima berangkat dari jakarta. Meeting point jam 11 malam, dikarenakan belum ada yang belum pernah kesana jadi masih meraba baik trek atau transportasinya. Jika langsung berangkat terlalu pagi sampai sananya, akhirnya menunggu di terminal kp rambutan hingga pengeteman awal, karena bis malam yang terakhir jam 11 / 12 malam. Kami berangkat dari jakarta jam 2 dini hari sampai ciawi kurang lebih jam 3 dgn tarif Rp 10.000/orang. Dilanjutkan dengan angkot biru jurusan cicurug /cidahu, turun di pasar cidahu.di kenakan biaya 10.000/ orang. Dari pasar cidahu hingga pos pendaftaran di kenakan Rp 10.000 - 15.000/orang. Karena cuma bayar Rp 10.000 akhirnya kami di turunka di masjid / warung, kami sampai jam 7.00. istirahat di warung dan sekalian pesan nasi goreng dulu biar langsung naik.


   Dari warung ke pos pendaftaran / simaksi kurang lebih 30 menit perjalanan. Setelah makan dan cukup istirahat menurunkan nasi, kami melanjutkan perjalanan menuju pos pendaftaran. Baiknya juga melengkapi logistik dan air di terminal cidahu, krn di sini hanya ada warung dan agak sedikit mahal dari kita belanja di bawah / alf*m*rt.
Di pos pendaftaran kita mengisi nama - nama dan salah satu no telp yg bisa di hubungi, jika kita turun kembali di cidahu kita di haruskan meninggalkan ktp, jika lintas sesampainya kita di minta memberi kabar ke pos bahwa kita sudah turun di pos yang lain. Biaya simaksi di kenakan Rp 5000/ orang /kunjungan dan Rp 5000/orang /hari untuk bermalam. Dipos ada salah satu petugas bertanya : rencananya camp di mana mas " Puncak" jawab kami serentak. wuih hebat ! " udah biasa mendaki ya "? ya sudah hati - hati ,jawabnya. Waktu menunjukan hampir jam 9 . karena rencananya kami turun di Gunung bunder jadi kami tidak meninggalkan ktp.

pos pendaftaran dan penitipan kendaraan
 Trek awal kita melewati pepohonan yang tersusun rapi dan di jadikan area camping ground sepanjang perjalanan hingga pintu masuk, waktu tempuh kurang lebih 30 - 40 perjalanan. masih ada beberapa warung di kiri kanan jalan.



dari kiri : Ajiel - saya - izul  - aldi - panji
     Awal pendakian jalan sedikit menanjak, beberapa ratus meter kedepan jalannya agak landai. Di tengah perjalanan kita bisa break sejenak dan terdapat aliran air bersih dan aman untuk di konsumsi.






     Tak perlu menambahkan / mengisi air,karena perhentian berikutnya masih terdapat sumber air.  Perhentian berikutnya adalah pos " bajuri" entah apa asal muasalnya bernama pos bajuri.  Waktu tempuh dari pintu masuk kurang lebih 2 jam, jika dari pos / tempat simaksi hingga bajuri waktu tempuhnya kurang lebih 3 jam.
Sampailah kita di pos bajuri yang merupakan jalur cabang atau sebuah pertigaan. Arah jalan yang lurus menuju ke puncak salak 1, arah jalan yang ke kiri menuju kawah ratu dan gunung bunder. Kami break kembali di sini, pos bajuri terdapat sumber air terakhir jika kita akan melanjutkan ke puncak salak 1.
Di sela istirahat ada yang memberi masukan " jika kita turun ke bunder kan sulit tranportasi umum untuk pulangnya, paling tidak kita harus carter mobil dr sana dan tentunya budget ongkos pasti nambah lagi. Akhirnya rempugan dan akhirnya kami batalkan rencana turun gunung bunder. Tapi kita ingin juga sampai di kawah ratu dan itu arah ke gunung bunder. Tanya ke pendaki yang lewat dari arah gunung bunder waktu tempuh dari bajuri hingga kawah ratu membutuhkan waktu 1 jam. Waktu tempuh dari bajuri ke puncak salak kurang lebih 4 jam. Akhirnya kita putuskan ke kawah ratu dulu lalu balik lagi ke bajuri baru arah puncak " itungan ngawur" padahal kita belum tahu trek ke puncak.
  
     Di bajuri kami istirahat sebentar *efisiensi waktu ' lalu kami melanjutkan perjalanan ke kawah ratu hampir satu jam perjalanan. Di kawah ratu kami istirahat sejenak dan mengabadikan foto deh buat bukti. Kami tidak turun ke bawah karena harus kejar - kejaran dengan waktu. setelah dirasa cukup kami bergegas kembali ke pos bajuri.





  Di pertengahan ke arah  pos bajuri ada tanah lapang, kami putuskan istirahat di sini dan memasak air untuk ngopi, masak nasi dan lauk pauk untuk makan siang karena waktu sudah menunjukan jam satu lebih. kurang lebih satu jam break + makan siang di sini.




   Setelah istirahat cukup kami melanjutkan perjalanan menuju pos bajuri yang masih memerlukan waktu setengah jam. Di pos bajuri kami mengambil persediaan air, botol - botol yang kosong kami isi penuh. Ingat "pos bajuri sumber air terakhir sebelum puncak salak 1. kita tidak akan menemukan lagi sumber air hingga puncak.Lalu kami melanjutkan perjalanan kearah puncak.
Baru satu jam perjalanan dari pos bajuri hujan muali turun awalnya gerimis lama kelamaan makin deras.  kabut mulai turun semakin pekat padahal jam baru menunjukan pukul 16.30. dan disisi lain kondisi jalan pun mulai terjal dan curam. Jalur jalan di dominasi batu - batu besar, disisi kiri jurang, serta hujan yang mulai lebat sehingga kita pun tak jarang jalur jalan terlewati air. Kami putuskan melanjutkan perjalanan di antara hujan dan gelapnya hutan di temani jas hujan yang menutupi badan dan sinar baterai. Akhirnya kami sepakat target buka tenda di puncak kami urungkan karena kondisi jalurnya yang sudah gelap di sertai hujan " di mana ada space untuk mendirikan tenda di situ kita akan menghentikan pendakian. Berjam - jam kami berjalan di antara gelapnya malam dan guyuran hujan, sempat ada yang hampir menyerah karena kondisi suhu badan sudah mulai kedinginan. Akhirnya di kegelapan malam terlihat cahaya sebuah tenda " hanya satu tenda. Kami pun mendapatkan space persis disebelahnya kami pun bergegas mendirikan tenda,sempat berkeliling di sekitar untuk mencari yang agak datar tetapi tidak ada pilihan lain. 
Tenda selesai kami pun mulai bergantian masuk untuk saling berganti pakaian dengan pakaian kering. 

     Waktu saat itu menunjukan pukul 20.00. Di dalam tenda kami bergegas memasak air untuk membuat kopi / teh lebih dahulu untuk sekedar menghangatkan badan. Selesai memasak air di lanjutkan memasak nasi untuk makan malam. Tak lama setelah makan selesai pun tak banyak canda karena kondisi fisik sudah terkuras di perjalanan kami semua tidur. 

   Pada sat subuh kira - kira jam 5 pada bangun dan sempat menengo keluar, ternyata puncaknya pun belum terlihat. Akhirnya kembali tidur. Karena saya penasaran jam 6 saya keluar saat mereka masih asik tertidur, saya pun bertekad untuk sampai puncak, ya meskipun kemungkinan mereka gagal sampai puncak dan tidak menyusul, jika saya sampai puncak secara individu mereka gagal  tetapi secara tim pendakian sudah berhasil .
Dari tenda jalur nampak terlihat jelas" curam licin dan becek. Di kiri jalur nampak jurang terlihat jelas jadi lebih berhati - hati lagi. Perbekalan air saya hanya bawa satu botol  ukuran 600ml. sebelum puncak kita akan melewati puncak bayangan, di sini mungkin bisa untuk di mendirikan 5 - 7 tenda. Di puncak bayangan ada beberapa yang didirikan , mereka pun tidak berniat mendirikan disini, karena kondisi hujan mereka pun menghentikan pendakian dan mendirikan tenda di puncak bayangan. 

     Dari puncak bayangan ke puncak salak satu masih memerlukan waktu lebih kurang 30 - 40 menit. dan perjalanan dari sini lebih curam dan perlu ekstra kehati - hatian lagi , di perjalanan kita pun di paksa beberapa kali berpegangan tali yang sudah di sediakan petugas demi mencapai puncak. Mirip trek menuju puncak kenteng songo merbabu jika via wekas. itu pengalaman saya di merbabu yang nanti akan kita bahas di blog ini.


   Ketika hampir sampai puncak di tandai dengan pohon - pohon yang ujung rantingnya sudah tidak berdaun.



  
      Jika  sudah sampai sini beberapa puluh meter  di depan tenda pendaki lainnya sudah mulai terlihat. Sempat habis perbekalan air dan saya sempat minta ke pendaki lain sekedar penghilang dahaga. Di area puncak lahan cukup untuk puluhan tenda.
   " Toch down ... Puncak salak
puncak salak I
Meskipun sunrise  sudah terlalu siang, paling tidak target puncak tetap berahasil untuk team. dari sini kita bisa melihat pemandangan gunung gede pangrango jika cuaca cerah seperti ini. view yang lainnya hanya ter lihat sebagian, karena sebagian yang lain tertutup pepohonan.
gunung salak

gunung salak
Gunung gede pangrango dari puncak salak I


     Banyak pendaki lain pun yang kehabisan perbekalan air, di puncak ada kubangan air seperti bak mandi untuk menampung air hujan. Air inipun menjadi rebutan pendaki, meskipun rasanya sudah sedikit berubah. 
Tak lama di puncak saya pun bergegas turun , takut mereka mencari - cari. Eh di tengah perjalanan saya bertemu ke 4 yang lainnya mereka akan menuju puncak. Saya putuskan kembali ke tenda dan menyiapkan makan, mereka meneruskan perjalanan. tanggung katanya ga afdol kl ga sampe puncak.
nih buktinya ! mereka tunjukan sesampainya ke tenda. meskipun cuacanya sudah tidak cerah.

   Di perjalanan turun tenda banyak yang mampir untuk meminta air menghilangkan dahaga, sempat di bagikan sedikit. Begitu mereka tiba sarapan dan repacking untuk persiapan turun.

Sepatu sudah tertutup lumpur krn tak ada pilihan pijakan
Istirahat sejenak di pos bajuri dan membersihkan celana dan sepatu lalu mengganti dengan pakaian bersih karena trek dari bajuri ke pos jalananya kering.
Sampai dipos melapor ulang , istirahat dan membersihkan diri sambil menunggu angkot yang di panggilkan petugas untuk mengantar hingga jalan raya sukabumi. Di kenakan tarif Rp 15.000/orang, lalu di sambung angkot lain hingga ciawi Rp 10.000/ orang dan di lanjut dengan bus ke jakarta Rp 10.000/orang.

    *Untuk yang ingin mendaki ke gunung salak terutama lewat cidahu persiapan dengan matang waktu tempuh Pos simaksi - Bajuri +/- 3 jam. Bajuri - kawah ratu (arah Gn bunder) +/- satu jam. Bajuri - Gunung bunder +/- 4 jam. Bajuri - Puncak salak I adalah 4 -5 jam.
  Selamat mencoba kawan, jangan lupa hati - hati.

Rabu, 02 Desember 2015

Senja di pelataran masjid At-tin

     Sebenarnya rute jalan raya taman mini ini rute biasa yang sering saya tempuh. Karena dari jalan raya taman mini hingga rumah hanya membutuhkan 10 - 15 menit . Biasa sampe rumah pas adzan magrib / setelah adzan magrib selesai. Jadi ya biasanya shalat magribnya di rumah. Satu saat ujug - ujug terbesit dalam hati kok cuma di lewati aja '  sesekali mampir shalat di sini, anggap saja city tour / wisata rohani . Akhirnya mampirlah untuk menunaikan shalat magrib di masjid At-tin. Parkir motor di tempat yang di sediakan dan di jaga petugas parkir. Karena sampainya sebelum waktu magrib datang , jadi keliling dulu deh menikmati sunset di sekitaran masjid.


   
     Masjid Attin masih terletak di dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah, tepatnya di Jalan raya Taman mini pintu satu kelurahan pinang ranti - makasar - jakarta timur. Masjid ini di bangun untuk mengenang almarhumah ibu tien " istri mantan presiden Soeharto yg wafat padatahun 1996. Masjid At-tin merupakan usaha anak - cucu Presiden Soeharto untuk mengenang ibu / nenek mereka, di maksudkan sebagai doa dan perwujudan rasa cinta yang tulus pada ibu / nenek mereka. Masjid ini pun masih di bawah yayasan ibu tien soeharto.
Pekerjaan pembangunannya di mulai pada April 1997 dandi resmikan pada tanggal 26 November 1999.
 Masjid At-tin di bangun di atas lahan seluas 70.000 meter persegi, dengan ruang utamanya mampu menampung 9000 jamaah dan 1850 jamaah lainnya bisa di tampung di selasar dan plaza. Bahkan sampai di taman / rumput jika hari besar seperti idul fitri dan idul adha.

     Masjid At-tin juga memiliki beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti : Kantin / warung makan, ruang internet, perpustakaan, ruang kegiatan, ruang kelas, rumah dinas untuk imam besar, muadzin dan penjaganya. Masjid At-tin juga menyediakan lahan parkir yang cukup untuk ratusan motor dan mobil juga 8 parkiran khusus untuk bus. Di samping itu masjid ini juga sering menyelenggarakan kuliah ahad duha, pengajian tafsir Al Qur'an ( tafsir jalalain ) , pengajian karyawan, seinar keagamaan, tablig akbar, dan peringatan hari besar islam. Di lantai dasar sering untuk acara pernikahan, tapi bukan d tempat shalat karena tempat shalat berada di lantai atas kita harus menaiki tangga / eskalator. 

    Masjid At-tin memiliki satu kubah utama dan 4 kubah kecil, ke empat kubah itu seolah mengapit kubah utama.
masjid attin

  Tempat wudu berada di luar / halaman masjid , berupa bangunan yang menyerupai air mancur juga koridor / selasar sepanjang muka dan samping masjid . Area rumput / taman di beri pembatas garis biasanya di jadikan tempat untuk tambahan shaf seperti di hari jum'at dan hari besar islam.
tempat wudu , masjid attin
tempat wudu
koridor attin
koridor msjid
  Lantai dasar masjid ini dikelilingi oleh tangga-tangga sebagai jalan menuju ke arah lantai satu yang merupakan ruang /lantai utama shalat. Melalui pintu utama, para pengunjung dapat menggunakan dua tangga utama dan sebuah eskalator pada sisi kanan menuju lantai satu. Alternatif lainnya, pengunjung juga dapat menggunakan empat tangga lain yang terdapat di sudut kanan kiri masjid serta satu tangga di bagian belakang masjid.


   Selepas menaiki tangga di lantai utama mata kita akan langsung tertuju ke arah mihrab dan mimbar. Di ruang ini tampak tujuh lekukan berbentuk anak panah dari keramik warna hijau tua pada bagian dindingnya. Bagian tengahnya difungsikan sebagai mihrab dan mimbar. Pada bagian sisi kanan dan kiri ruangan yang berhubungan dengan ruang teras samping ini dibatasi oleh penyekat kayu ukir yang setiap saat bisa dibongkar-pasang. Juga masih terdapat lantai dua atau mezanin untuk tambahan shaf salat.




Pengunjung yang berada di ruangan ini dapat melihat kerangka kubah dari dalam. Saat pengunjung mengamati bagian dalam kubah akan tampak lempengan baja tipis pada ketinggian tertentu dengan warna dasar hijau yang dikelilingi oleh kaca patri berwarna hijau-merah-kuning dan biru.
Lantai dan dinding di dominasi oleh granit yang sangat baik perawatannya, terlihat dari pantulan sinar lampu di lantai.

    Selepas sahalat magrib saya pun kembali mengelilingi masjid dan menikmati suasana malam sebelum kembali pulang.




  Intinya tempat bersih dan tenang itu berpengaruh dan berdampak positif terhadap pikiran dan mood kita baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan ibadah.  
" shalatlah  seolah kita sedang berhadadapan dengan Allah, jika kita tak bisa merasakanNya... ketahuilah Dia melihatmu. Jika belum bisa merasakan dan menghadirkanNya ketika shalat .... Bagaimana di luar shalat ? "

Rancangan masjid At-tin dikerjakan oleh Fauzan noe'man beserta sang ayah " Prof.Dr.Ir. Ahmad noe'man. beliau juga dikenal sebagai salah satu pendiri dan arsitek dari masjid salman - ITB, Bandung.